38.Mabuk

556 44 3
                                    

Buka, tuang, minum, terbang!🔥

                                *******

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

                                *******

Hari ini adalah hari pertama ujian kenaikan kelas sekaligus ujian agar memasuki kelas unggulan. Jadi nanti semua anak kelas X dan Xl diberikan banyak kertas ulangan selama tiga hari berturut-turut dari awal ujian berlangsung. Tak banyak yang berhasil, tapi jelas banyak yang stres. Apa lagi mungkin bagi Anya yang pemula, ia sangat giat sekali belajar. Galang bangga pada Anya, sungguh.

Para penjaga ujian di SMA Gapara mulai memasuki kelas, tidak main-main. Sungguh banyak sekali, tidak ada celah untuk dapat menyontek.

"Baik, silahakan kerjakan dengan sungguh-sungguh dan harus jujur," ucap salah satu Bapak-bapak yang mengenakan kacamata hitam setelah selesai pembagian kertas.

Anya membuka lembaran kertas itu dan ia langsung tertegun di tempat, soal ujian saja sudah banyak ditambah lagi soal tambahan untuk dapat masuk kelas unggulan.

"Huh." Anya mengehala nafas lalu mulai mengisi data dirinya. Ucapan Galang kembali terlintas diotak Anya.

"Nanti jangan anggap soal beban untuk dipikul, melainkan cinta untuk dijalankan dengan sepuh hati," ucap Galang kala itu.

Mengingat itu membuat Anya tersenyum simpul, ia mulai mengerjakan soal matematikanya dan ternyata ini di luar otak Anya, ia bisa mengisi dengan mudah menggunakan cara dari Galang, jari-jari lentiknya itulah yang membantu Anya cepat berhintung.

"Seribu dua ratus!" ucap Anya saat ia mendapatkan jawabannya. Ia kembali mengisi semua soal-soal itu.

Sampai detik ini Anya tak percaya ia bisa mengalami hal ini, semacam bisa mengerjakan soal dengan mudah, punya banyak motivasi untuk kuat dan yang paling tidak ia percaya adalah hadirnya Galang sebagai pelangi di hidup Anya. Galang memberikan banyak warna pada Anya, ia sosok laki-laki aneh yang datang secara tiba-tiba di hidup Anya. Mungkin begitu gambarannya.

Mutiara memantau adiknya dari dekat pintu, ia bingung harus sedih atau senang melihat adiknya yang tengah mengerjakan soal seraya menyumpal hidunynya menggunkan tissue itu. Terlalu banyak berpikir membuat hidung Galang mengeluarkan darah.

"Pasti lolos adik kamu," ucap Pak Valen selaku kepala sekolah.

Mutiara mengangguk sereya tersenyun tipis. "Pasti." Balasnya.

Bagaimana dengan nasib Bule? ia sekarang tengah memaki-maki orang yang membuat soal dalam hati jika saja bukan karena Neneknya ia akan pindah kesekolah yang tidak seketat dan serumit ini. Bule bisa saja menjawab asal, tapi ia malas kalau harus mencoret-coret kertas sebanyak ini.

"Tuhan, penjaganya pada kebelet boker gara-gara makan seblak dong. Plis help me,"  Kata Bule memohon di dalam hati.

Keadaan Ray saat ini seperti biasanya, terlihat santai sambil menghitung kancing dan berharap hari ini adalah keburuntungannya.

KALE [END]Where stories live. Discover now