46.Roti dan susu

383 38 2
                                    

Karma selau datang tiba-tiba.

                             *******

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

                             *******

Anya berjalan keluar rumah, ia harus mencari angin agar hati dan pikirannya tenang tidak lagi dipenuhi oleh ucapan Kale yang menyakiti hatinya. Anya keluar dari pintu belakang, Kale melihatnya dan ia berniat meminta maaf, tapi raut wajah Anya sangat menyeramkan sekali.

"Emangnya Kale siapa bisa mainin hati Anya seenaknya?" tanya Anya ketika ia berjalan-jalan di tepi trotoar. Ia terus saja memberi umpatan pada Kale dengan sesekali air matanya yang tiba-tiba turun tanpa izin.

Sesak bila mengingat semua kisah pahitnya, tak ada tempat mengadu dan berkeluh kesah. Langkah Anya terhenti di tepi danau, ia duduk dan melemparkan batu-batu kecil ke danau.

"Kale jahat, pantes aja setiap baik Anya curiga," kata Anya dengan suara parau. "Mama sama Ayah kira-kira inget Anya nggak ya?" tanya Anya pada langit.

Galang tersenyum sedih melihat gadis yang tengah termenung di depannya itu, ia turun dari sepeda gunungnya dan berjalan mendekati Anya. Tadinya Galang akan kesuatu tempat tapi sangat kebetulan sekali bisa bertemu dengan gadis yang selama ini membuat hatinya resah. Sangking fokusnya Anya sampai tidak sadar kalau Galang sudah duduk di sebelahnya.

"Lagi mikirin nanti malem ngelenong dimana ya?" tanya Galang dengan suara lembut. Anya langsung menoleh pada Galang.

Ia mengusap air matanya tak percaya Galang akan tiba-tiba datang. "Galang?" Anya melihat kebelakang.

"Jangan nangis," ucap Galang.

Anya menunduk malu, "Soal hari itu ... Anya min-"

"Udah capek, lo udah banyak minta maaf ke orang. Gue nggak perlu, maaf lo hari itu udah cukup gue telen," balas Galang.

"Anya malu," kata Anya mengingat hari itu.

Galang terkekeh kecil, "Nyantai aja kali, anggap aja gue nggak liat lo hari itu."

Wajah Anya menoleh pada Galang dengan tatapan sedihnya. "Nggak bisa Lang, Galang jelas-jelas liat kalau itu Anya."

Tangan Galang mengusap lembut air mata yang mengalir di pipi Anya. "Gue tau lo cewek baik-baik," kata Galang.

"Lalu ... soal kelas gim-"

"Lupain aja, gue mulai bisa nerima keputusan lo, kalau dipikir-pikir gue yang egois semaksa itu. Ada kalanya kita memang harus mengalah untuk orang yang lebih butuh, no problem." Jawab Galang. Anya tersenyum sambil mengangguk-ngangguk, entah mengapa hatinya sangat tenang sekali bisa kembali dekat dengan Galang.

"Makasih Galang," ucap Anya.

"Ada masalah?" tanya Galang.

"Bukannya masalah itu emang selalu ada, ngapain ditanya?" tanya balik Anya.

KALE [END]Where stories live. Discover now