12.Gugur

590 45 8
                                    

-Selamat membaca! Jangan lupa tersenyum, kamu itu manusia manis. -from me to me.

_______________________________________

Mentari pagi kembali menyapa penghuni bumi dengan cahayanya. Jawa bangun lebih awal dari pagi sebelumnya, selesai membantu Bi Surti masak, sesegara mungkin Jawa melakukan aktivitas sarapan paginya, seperti biasanya. Tanpa Ibu, ya. Ibu Jawa telah lama tiada, tepatnya saat Jawa berumur dua belas tahun, mungkin itu juga alasan mengapa Jawa lebih menghargai wanita di banding ketiga teman-temannya, karena ia tahu arti kehilangan yang sesungguhnya.

Ferdi tersenyum hangat saat melihat anak satu-satunya makan dengan lahap tepat di hadapannya. "Makan jangan dibiasakan buru-buru seperti itu, Mama mu bisa marah di atas sana." Ucap nya pada Jawa memperingati.

Jawa terdiam beberapa saat, lalu tersenyum dan kembali memakan makanannya dengan tempo yang tidak terlalu cepat. Setelah kegiatan makan selesai, Jawa berpamitan pada laki-laki yang mengenakan jas hitam rapi itu. Saat kaki nya ingin melangkah keluar, tiba-tiba terhenti dan ia membalikan badannya.

"Nanti setelah pulang sekolah Eza mau ngajak Najwa ke makam Mama, boleh?" tanya Jawa sopan.

Ferdi menaikan satu alisnya, firasat Jawa mulai memburuk, entah lah Ferdi sangat tak suka jika orang lain mengunjungi makam istrinya. Hati kecil Ferdi tertawa kecil melihat wajah anaknya yang mulai takut.

"Kenapa harus meminta izin?" tanya Ferdi enteng.

"Hah?" tanya spontan Jawa.

Ferdi merubah posisinya seperti semula. "Rapi kan seragam yang tengah kamu pakai, baru kau boleh kesana." Balasnya membuat Jawa terkekeh kecil sambil memasukan bajunya.

Posisi Jawa kini tengah menyetir mobil karena ia ingin membeli bunga besar yang sudah lama ia pesan untuk Najwa, tapi sial Epot menggagalkan rencana Jawa, Epot memberi tahu pada Jawa bahwa ia, Epot dan Bule harus datang pagi untuk menemui serta meminta maaf pada wali murid yang anaknya kemarin sore mereka usilin.

Eza:
Maaf gue nggak bisa datang pagi ini, gue janji pulang sekolah langsung kesana, nggak lupa bawa hadiah yang lo mau, sabar ya Hujan...

Anya sendiri tengah sibuk merecoki Ibu nya memasak, katanya nanti akan ada tamu penting yang berkunjung, jadi harus disediakan makanan yang spesial. Hari ini memang Anya libur sekolah, Kevin yang memintanya agar Anya tidak kelelahan dan sakit, acara kemarin memang banyak menguras tenaga Anya.

"Tamunya dari kerajaan ya, Ma. Penting banget kayanya?" tanya Anya sambil memaikan wortel yang sudah dibersihkan oleh Senja.

Senja terkekeh kecil, putrinya itu sedikit aneh. "Udah sana jangan ganggu, urusin aja olaf kamu."

Anya berdecak kesal. "Ma jawab dulu pertanyaan ku." Kata Anya.

Senja yang sedang mengiris cabai menoleh sekejap pada putrinya. "Kalau nggak penting Ayah mu nggak akan nyuruh Mama repot-repot masak."

Anya mengangguk paham, ia mengembalikan wortel pada tempatnya lalu berjalan menuju kamarnya.

"Saya minta maaf, Bu." Ucap Epot mewakili kedua temanya, padahal yang kebanyakan berbuat jahat pada anak Ibu di hadapannya nya ini Jawa dan Bule.

Wajah Ibu itu terlihat semakin merah. "Apa salah anak saya?!" bentak Ibu tersebut.

Jawa, Epot dan Bule sedikit terkejut. Begitupun dengan Pak Dandi selaku Guru BK. "Tenang Bu, saya jamin akan memberikan hukuman yang setimpal untuk mereka."

"Saya ingin mereka bertiga dikeluarkan saja dari sekolah!" tegas Ibu itu.

"GAK!" jawab ketiga berandalan itu dengan wajah paniknya.

KALE [END]Where stories live. Discover now