Pasca Penculikan

2.2K 227 70
                                    

"Len?" Allen tersentak saat suara dalam Beomgyu menginterupsinya, lantas menatap ke arahnya, mata sahabatnya itu masih memerah, raut wajahnya nampak lelah.

"Kenapa Gyu?".

"Janji sama gue, kalo lo beneran sayang, beneran cinta sama adek gue, jangan tinggalin dia, dia juga butuh lo saat ini. Gue gak tau bakal kaya gimana keadaannya nanti setelah kejadian ini" Allen terhenyak, untuk pertama kalinya, ia melihat Beomgyu seperti ini, memohon kepadanya dengan sungguh-sungguh.

"Gyu, lo bisa percaya sepenuhnya sama gue" Beomgyu mengangguk.

"Makasih banyak Len, gue bersyukur banget, orang yang di cintai sama Adek gue itu lo".

"Gue gak bakal ninggalin Taehyun Gyu, gak akan! Gue janji".














Pintu ruang UGD terbuka, Yeonjun segera menghampiri seorang dokter yang baru saja keluar dari dalam sana.

"Dok, gimana keadaan anak saya?" Tanya Yeonjun khawatir, begitu berharap kalau dokter akan mengatakan kalau anaknya itu baik-baik saja.

Helaan nafas lelaki berjas putih itu membuat hati Yeonjun mencelos, sesaat ia benar-benar merasa seperti orang linglung. Raga dan nyawanya serasa tak menyatu.

"Kondisi pasien buruk, luka di sekujur tubuhnya cukup parah, tetapi untungnya luka sayatan itu tidak terlalu dalam, jadi kami masih bisa menanganinya" ujarnya, setidaknya kabar ini menjadi angin segar.

"Dan berdasarkan hasil visum, kami tidak menemukan adanya sisa sperma di dalam tubuh pasien, yang artinya pasien tidak mengalami pemerkosaan, tapi kami menemukan luka lecet yang cukup parah pada dinding lubang analnya, dia mengalami kekerasan seksual, tapi tidak dengan cara di perkosa, melainkan pelaku memasukkan alat sejenis vibrator atau dildo dalam jangkat waktu yang cukup lama, membuat dinding lubang analnya lecet. Efek sampingnya, kakinya akan mati rasa untuk beberapa saat, tapi anda tidak perlu khawatir, ini memang sering terjadi" jelasnya. Dada Yeonjun terasa sesak mendengarnya, tubuhnya limbung, tapi Soobin dengan cepat menangkap tubuh Yeonjun dan membawa tubuh istrinya ke dalam pelukan hangatnya.

"Anak kita Bin, hiks.... kasian si Adek" tangisnya, ia meremat kemeja Soobin dengan erat. Hatinya begitu hancur.

"Mami...." Hueningkai ikut memeluk Yeonjun, ia juga merasa sangat sedih.

"Gyu, lo jangan nangis, Taehyun anaknya kuat kok!" ujar Allen sambil mengusap punggung Beomgyu, berniat menenangkannya saat melihat air mata yang sudah menumpuk di pelupuk matanya. Beomgyu mengangguk sambil menyeka air matanya.

"Dia kemungkinan mengalami Dyspareunia. Dan setelah kejadian ini, tidak menutup kemungkinan pasien akan mengalami trauma ataupun depresi. Saat ia sadar nanti, tolong jangan memberikan pertanyaan yang dapat membuatnya tertekan, itu akan memperburuk keadaanya, tunggu saja sampai ia mau bercerita dengan sendirinya. Tapi hal ini juga tergantung pada ketahanan mental tiap orang, jikalau mentalnya cukup kuat, dengan alami pasien akan bisa menghadapi trauma dan depresinya. Kami akan segera memindahkannya ke ruang perawatan" tambah sang dokter.

"Baik dok, terima kasih..." ujar Soobin.

"Kalau begitu saya permisi".










"Bin, Adek hiks... Hyunjin sama Yeji udah bikin dia kaya gini. Adek gak punya salah sama mereka hiks, kenapa mereka harus nyakitin Adek hiks, aku gak tega lihat dia kayak gini Bin hiks" Soobin mengeratkan pelukannya, mengusap punggung bergetar istrinya sambil mengecupi surainya. Perasaannya juga tak jauh berbeda dengan Yeonjun. Orang tua mana yang tak merasa sedih saat anaknya dalam keadaan seperti ini? Tidak ada.

"Sayang, kamu tenang ya, sekarang adek udah sama kita, dia gak bakalan kenapa-kenapa, kamu jangan khawatir lagi ya".




























Keluarga Bapak Soobin | Completed ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang