Bagian 3

26K 4.1K 573
                                    

Yibo tengah duduk lebih santai di dalam kantornya karena pekerjaan hari ini tidak begitu membuat kepalanya pusing, jadi bisa diselesaikan dengan mudah. Daripada diam terbengong, Yibo memilih untuk membuka ponselnya dan mencari tahu apa yang sedang terjadi di internet.

(Wang Yibo lebih suka memberi barang dan itu adalah sebuah coklat. Untuk siapa?)

Yibo tersenyum remeh saat melihat sebuah artikel dengan judul seperti itu. "Jadi ini alasan dia menanyakan hal bodoh itu." Ucap Yibo ketika ia mengingat siapa pelaku yang akan membuat artikel seperti ini. Bahkan Yibo masih bisa mengingat wajah bodohnya.

Yibo pun penasaran dan membuka isi artikel tersebut. Ya seperti yang diperkirakan, hanya membahas soal pernyataannya kemarin dengan bahasa yang berbelit ditambah sedikit cuplikan video sebagai bukti.

"Cih hanya begini saja?" Remehnya ketika Yibo sudah men scroll artikel tersebut sampai habis.

Saat tengah senang mentertawakan artikel tidak penting itu. Tiba-tiba saja kedua matanya terbuka saat Yibo melihat jumlah komentar disana.

"167ribu komentar? A-apa ini gila?" Yibo terlihat sangat terkejut. Bagaimana artikel simple itu memuat banyak komentar?

Komentar :

Apakah dia keceplosan? Untuk siapa coklat itu?

• Pacarnya itu pasti menyukai keduanya, bunga dan coklat, tapi karena Yibo akan selalu bersikap manis tapi ia tidak ingin sampai ketahuan orang lain jadi memberinya coklat adalah jalan terbaik.

• Apa itu alasan dia selalu ketahuan membawa coklat saat pulang dari luar negri?

• Waw aku baru menyadarinya jika ia selalu membawa paper bag berisi coklat ketika di bandara.

Yibo terlihat mengepalkan tangannya, "bagaimana bisa mereka begitu bodoh terpancing oleh artikel seperti itu." kesalnya.

•••



"Pak Wang harus hati-hati dalam menjawab pertanyaan kali ini, artikel itu sungguh sudah mematik sebuah percikan api." Ucap Yubin yang merupakan asisten pribadi Yibo. Ia ikut khawatir pada dampak artikel itu.

"Aku tidak akan menjawab apapun kecuali tentang perusahaan dan pekerjaanku." Sesal Yibo.

"Semoga dia tidak membaca artikelnya." Timpal Yubin.

"Dia sudah membacanya, dia ingin bertemu di rumah nanti malam. Pastikan tidak ada wartawan di depan gerbang." Perintah Yibo yang memang sudah tahu 'dia' disini merujuk pada siapa.

"Baiklah Pak." Jawab Yubin yang segera harus melaksanakan perintah bos nya itu.

•••

Dalam keadaan gelap gulita, Zhuocheng tetap setia berdiri meski kakinya terus tertusuk ranting-ranting. Zhuocheng tidak akan tahu jika saja ada makhluk berbisa atau sejenisnya di tempat yang rimbun ini. Namun tidak ada pilihan meski ia harus digigit makhluk berbahaya sekalipun karena ia tidak bisa pergi kemana-mana lagi karena beban berat sedang dipikulnya.

"Awsh pundakku sakit Xiao PD!" Zhuocheng menjerit tapi dalam mode yang pelan, karena jika ia berteriak mode sesungguhnya bisa-bisa mereka akan ketahuan.

"Sebentar lagi! Sepertinya akan ada seseorang yang datang!" Xiao Zhan yang berdiri di atas pundak Zhuocheng pun sudah siap sedia dengan kameranya yang sudah terarah ke area depan rumah besar itu.

Ya kini dua wartawan itu tengah berada di samping rumah besar milik seorang Wang Yibo. Lebih tepatnya di tempat gelap dan rimbun di luar pagar tinggi yang mengelilingi rumah tersebut.

The Scandal - Yizhan (Pdf)Where stories live. Discover now