- Chapter 4 -

1.3K 180 20
                                    

Lucas melihat pemandangan Ibukota Obelia dari balkon kamar sambil menggenggam ponsel di telinganya.

"Dengarkan, aku tidak kenal dengan kalian. Jangan hubungi aku lagi. Walaupun kalian muncul di hadapanku, aku tidak akan mengakui kalian sebagai keluarga." Lucas menutup telpon dari orang yang dia tulis sebagai 'No name' di kontak ponselnya. Dia tampak sudah muak dengan orang orang di sebrang telpon.

*Sraak* *Srak*

Lucas mendengar suara berisik dari kamar sebelah sesaat setelah dia menutup telpon. Si pemilik kamar tampaknya sedang mengacak acak barang miliknya dalam keadaan terburu buru.

*Bruk!*

"Huh? Apa dia terjatuh dari tempat tidur?"
Dia menengok sedikit ke arah jendela kamar sebelah yang terbuka.

Namun sebelum dia bisa mengerti apa yang terjadi pada tamu di sebelah kamarnya, ponsel di tangannya kembali berbunyi.

"Herold.."

Sahabat kurang ajarnya menelpon untuk mengajaknya makan siang. Lebih tepatnya meminta untuk memberinya makan siang.

"Kadang aku merasa sifat tidak tau malumu itu patut diacungi jempol."
Lucas  menggelengkan kepalanya sambil melangkah masuk lagi ke kamar. Dia akan keluar sebelum Herold bisa menunggunya di depan hotel.  Dia ingin membuat sahabatnya itu merasakan kelaparan setelah hampir mengosongkan isi dompetnya.

"Ugh.. aku butuh udara segar."

Soo young merasakan sakit kepala yang sangat hebat saat bangun dari tidur siang singkatnya. Dia mencari cari obat di pinggir tempat tidur dengan terburu buru dan itu sukses membuatnya terjatuh dari tempat tidur. Dia sedikit merangkak ke pintu balkon setelah berhasil menemukan obatnya.

"Aku perlu keluar dari kamar. Masuk ke alam mimpi di tengah hari seperti ini sungguh pilihan yang buruk."

Pemikirannya didukung oleh Hannah yang sudah mengetuk pintu kamarnya untuk mengajak makan siang.

_______

Dua pria yang tak terpisahkan itu akhirnya makan siang berdua di restoran dekat alun alun kota. Mereka berdua duduk di kursi luar karena di dalam terlihat sudah penuh. Terlebih Herold bilang di dalam tidak ada yang bisa dilihat jadi lebih baik di luar.
Si pria mata keranjang itu ingin melihat wanita wanita Obelia yang sedang berjalan jalan di alun alun kota siang itu.

"Kau beruntung ada aku yang menemanimu kemana mana, Lucas. Kalau tidak kau akan terlihat seperti seorang bujang yang kesepian di antara pasangan pasangan yang kutebak sedang berbulan madu ini."

Lucas gagal kabur dari Herold. Pria tidak tau diri itu sudah menunggunya di lobby sambil menelpon dirinya. 'Sungguh licik!'

'Hei. Dua pria disana tampan sekali.'

'Aku pilih yang berambut hitam itu. Terlihat dingin tapi auranya seksi sekali'

'Aku lebih suka yang sedang tersenyum ke arah sini.'

Lucas yang mau tidak mau mendengar semua komentar itu berdecak kesal.

"Ck. Bisakah mereka semua diam. Nafsu makanku jadi hilang." Dia memotong daging dengan kesal hingga meja mereka sedikit bergetar.

*Trak*

Kunci mobil rental yang baru Lucas pinjam terjatuh ke bawah meja.

"Arrghh.."

Lucas menunduk untuk mengambil kunci itu.

"Nona Soo young. Kita akan bertemu lagi jam 7 di lobby hotel. Bersenang senanglah."
Hannah mengingatkan jam makan malam mereka sebelum Soo young melangkah keluar dari restoran.

Edelweiss (Who Made Me A Princess Fanfic)Where stories live. Discover now