- Chapter 18 -

1.3K 166 58
                                    

"Kau ini sudah ratusan tahun tapi belum juga bisa mengerti bahayanya tempat ini? Sungguh memalukan." Seorang nenek tua berambut silver memukul kaki Aluxio dengan tongkat kayunya.

"Aw! Maaf Nenek Pohon Dunia yang Agung. Aku tidak menyangka akan muncul tentara kegelapan sebanyak itu. Aku sangat berterima kasih padamu. Jika kau tidak datang tepat waktu mungkin aku akan tewas seketika." Aluxio terkekeh menanggapi nenek tua yang sudah dia anggap bagaikan neneknya sendiri. 

"Dasar! Jika aku tidak mengenalmu, sudah kubiarkan kau tewas disana. Cincinmu itu tidak berguna sekarang! Buang saja!"

Aluxio sama sekali tidak menyangka jika pohon dunia sekarang sudah hangus terbakar. Sekarang yang tersisa hanyalah jiwa dan mananya yang berwujud nenek tua.

"Nenek. Aku sungguh memerlukan bantuanmu."

"Ck. Sudah kubilang aku sudah tidak sekuat dulu lagi. Apa lagi yang mau kalian ambil dariku? Rambutku?"

"Bolehkah?" Tanpa segan, tangan Aluxio menggapai rambut nenek pohon dunia.

*Trak!*

"Kau ingin membuatku botak?? Sehelai rambutku tidak akan memiliki efek yang sama seperti rantingku!"

"Lalu aku harus bagaimana?"

"Terimalah takdir kalian."

Nenek pohon dunia berjalan mendahului Aluxio yang terdiam setelah mendengar jawaban yang selama ini tidak ingin dia dengar. Keluarganya memang sudah hidup sangat lama. Terlalu lama hingga mereka tidak bisa membayangkan akan mengalami perpisahan lagi suatu saat nanti.

"Nenek bilang pohonmu hangus kan? Aku akan mencari sisanya. Kami pasti bisa melakukan sesuatu untuk menghidupkannya lagi."

Aluxio tidak ingin menyerah begitu saja. Ayahnya membutuhkan ranting dan buah pohon dunia untuk bisa pulih.

"Kau keras kepala sekali. Sama seperti Ayahmu yang kurang ajar. Terserah padamu! Aku sendiri bahkan tidak tau dibawa kemana sisa pohonku. Dan aku tidak bertanggung jawab jika sampai kau terluka sebelum bisa menemukannya."

"Nenek~ Kau pasti tau kan? Atau setidaknya kau bisa memberitahuku siapa yang membakarmu." Aluxio menyusul nenek pohon dunia sambil memohon.

"Kau tidak akan bisa melawannya. Dia.. Dia bukan makhluk biasa."

Raut wajah Nenek tua itu berubah menjadi ketakutan. Dia ingat betapa gilanya orang itu hingga bisa membakar pohonnya dengan api abadi.

"Siapa nenek? Kau bisa mengatakannya padaku."

Nenek pohon dunia terdiam sejenak sebelum memantapkan hatinya untuk memberitahu nama pelakunya kepada Aluxio. Dia berbisik di telinga pria itu.

"Pangeran kegelapan, si penguasa neraka. Kau tau kan namanya?"

"...... "

Tentu Aluxio tau namanya. Tidak ada yang tidak tau nama Pangeran Kegelapan.

"Lucifer."

_____

"Bakar surat itu!! Surat itu bukan dari Aluxio!"  Shuo berteriak dan berjalan cepat menuju Celestine. Tanpa sihir pun dia bisa melihat energi kegelapan yang melingkupi surat yang dikirim orang yang tidak dikenal itu.

Eric yang mendengar teriakan Ayahnya segera mengambil surat itu dari tangan Sang Bibi dan membakarnya dengan sihir hingga menjadi abu.

"Aku.. Aku pikir itu surat sihir dari Aluxio." Wajah Celestine pucat pasi setelah mengetahui surat yang dia bawa bukan dari suaminya. "Bagaimana bisa surat itu sampai ke tanganku jika bukan dari Aluxio?"

Edelweiss (Who Made Me A Princess Fanfic)Where stories live. Discover now