- Chapter 13 -

1.5K 182 78
                                    

Claude kembali menembakan dua serangan sihir ke arah pria yang mulai mendekatinya. Dia sangat berhati hati agar tidak mengenai kekasihnya. Diana melihatnya dengan berurai air mata. Pertemuan kembali mereka tidak seharusnya seperti ini. Claude bahkan sudah menyiapkan  permintaan maaf panjang lebar untuk wanitanya. Jika Diana ingin dia berlutut, dia akan melakukannya. Jika Diana ingin menamparnya, dia bersedia memberikan kedua sisi pipinya.

Sebutan pecundang sungguh cocok dengannya yang sudah meninggalkan kekasihnya beserta bayi mereka. Saat itu dia masih muda dan tidak punya kekuatan apapun untuk menghancurkan keluarga barunya. Dia hanya berpikir untuk melindungi Diana dan bayi mereka dengan cara menjauhkan diri sesuai permintaan keluarganya. Keputusan yang sampai saat ini sangat disesalinya.

"Hentikan tawamu pria tidak waras! Kekasihku ketakutan!" Claude menggeram kesal setelah mendengar suara tawa Carax yang melengking memenuhi menara.

"Kau ini bukan Kaisar Obelia lagi!! Apa hak mu mengaturku? Ah dan apa kau tidak pernah diberitahu oleh Lucas kalau aku ini leluhurmu?"

Jari telunjuk Carax menunjuk nunjuk dada Claude dengan kasar. Sikapnya yang arogan dan tidak tau diri membuat Claude muak. Dia mendorong Carax hingga terpental cukup jauh. Rasanya semua kotoran yang jijik dan bau menempel di kemejanya. Sungguh menyebalkan.

"Ayah?" 

Athanasia yang dipegangi oleh Eric dan Erica kini ikut melayang di belakangnya. Wanita itu memanggilnya dengan suara bergetar. Ayah yang dia rindukan selama berpuluh puluh tahun sekarang ada di depannya. Tangannya terjulur untuk meraih punggung ayahnya.

Claude terdiam. Dia tidak pantas memeluk putrinya. Diana yang melihat mereka berdua pun tertegun.

"Uh mengharukan sekali. Reuni keluarga Kekaisaran Obelia. Aku jadi ingin membunuh kalian semua!"

Nafas Diana semakin tersengal sengal melihat Carax merangkak ke arahnya. Wajahnya sungguh terlihat mengerikan. Senyuman menyeringai, mata yang membelalak. Carax benar benar seorang monster. Dengan sekuat tenaga dia meringsut mundur hingga punggungnya menabrak dinding.

"Hmmph! Hmmph!!"

"Diana!"

"Ibu!"

Orang orang yang berdiri di luar menara semua segera bergegas menggunakan sihir mereka untuk menghentikan Carax. Diana yang berada di dekat Carax membuat mereka sedikit kesulitan mengeluarkan kekuatan penuh.

*Kabooom!*

Sihir tajam milik Shuo berhasil membuat retakan cukup lebar di antara Carax dan Diana. Hempasan sihirnya menyilet wajah Carax hingga pipi pria itu berdarah. Pria gila itu segera membuat kubah pelindung di sekitarnya. Serangan sihir keluarga Kekaisaran Obelia selalu luar biasa, bahkan dalam level terendah sekalipun. Sayangnya Carax bukanlah orang normal.

Carax mengeluarkan sihir gelap dari kedua tangannya. Sihir gelap itu merayap di lantai seperti ular mencari mangsa.

"Awas!" Atheia berteriak melihat sihir gelap yang bergerak ke berbagai arah. "Kau benar benar sampah Carax!"

"Hahahaha!!! Mati kalian semua! Setiap sihir gelapku mengandung kutuk. Kita lihat siapa yang kena pertama!"

Claude berlari dengan cepat menuju Diana untuk melindunginya. Eric dan Erika juga ikut membuat kubah pelindung di sekeliling Lilian. Demikian pula dengan Atheia dan Shuo. Sihir pelindung mereka bagaikan kaca anti peluru yang bisa melindungi Athanasia dari sihir gelap yang berusaha meraihnya. Cahaya putih yang keluar dari tangan mereka saling dorong mendorong dengan sihir gelap Carax yang semakin lama semakin kuat.

"Mati kalian! Mati! Berapa lama kalian bisa menahan sihir gelap yang ku pinjam dari Raja Kegelapan! Aku sudah lebih kuat sekarang! Lucas tidak akan bisa meremehkanku lagi!"

Edelweiss (Who Made Me A Princess Fanfic)Where stories live. Discover now