- Chapter 16 -

1.7K 186 60
                                    

Astaga. Lagi lagi jadinya seperti ini. Aku berada di tengah tengah dua serigala yang siap menerkam satu sama lain. Lucas dan Aiden memang sangat mirip, sangat mirip hingga sifat mereka membuat keduanya kerap bertengkar. Kepalaku jadi pusing mengingat pertengkaran pertengkaran mereka dahulu. Sungguh konyol dan tidak masuk akal.

...

"Aku yang duduk di sebelah nenek! Kakek di sana saja dengan Bibi Athe!" Aiden kecil mendorong kakeknya menjauh dariku saat kami akan mengambil foto keluarga.

"Nenek milik kakek. Kau bocah ingusan duduklah di bawah bersama dua bocah harimau."

"Tidak! Nenek milik Aiden!" Aiden merangkak naik ke pangkuanku dan memelukku erat seperti koala.

"Bocah ingusan!" Kerah baju Aiden diangkat oleh kakeknya hingga Aiden terangkat di udara. Kakinya yang masih pendek menendang nendang dengan kesal ke arah kakeknya.

"Grrrr.. Kakek nyebelin!!"

"Kau yang kurang ajar!"

"Aiden, ayo duduk bersama Papa. Maaf Ayah, Aiden terlalu sayang dengan Neneknya." Aluxio akhirnya mengambil alih putranya dari Lucas. Aiden tampak menangis dibawa menjauh dariku. Ah cucuku yang imut.

...

*Blaaar*

"Berhentilah menantangku bocah tengik. Kemampuanmu masih jauh di bawahku." Lucas berjalan mendekati Aiden yang sudah tersungkur di tanah.

"Lucas! Ini sudah berlebihan! Aiden, kamu tidak apa apa?"

"Hah! Aku senang Kakek tidak berusaha mengurangi kekuatan. Artinya aku memang cukup kuat melawanmu." Cairan merah tampak berbekas di sudut bibir Aiden. Aku berusaha menyekanya dengan sapu tangan.

"Aku tidak apa apa Nenek." Aiden menghentikan pergerakan tanganku. Tanpa kusadari cucuku yang selalu membawa boneka teddy bear pemberianku kini sudah dewasa. Dua pria ini jadi semakin terlihat mirip.

"Sampai kapan kau akan mengikuti nenekmu seperti anak ayam? Sudah saatnya kau mencari pasangan hidupmu sendiri." Lucas mendengus dan menarikku dari sisi Aiden.

"Apa ada wanita yang punya pesona yang sama seperti nenek di dunia ini?"

"Kau terlalu terobsesi dengan Athanasia. Aku tidak akan heran jika sampai ratusan tahun ke depan kau masih jadi perjaka."

Sayangnya Lucas salah, ada satu hal yang membedakan Lucas dan Aiden. Aiden tidak segan segan berkencan dengan banyak wanita. Entah sudah ada berapa ratus wanita yang dia kenalkan pada kami. Tapi tidak ada satupun yang berhasil menembus masuk sebagai istri pangeran.

.....

"Hei... Hei.. Hentikan kalian berdua." Aku menahan Lucas agar tidak semakin maju menantang Aiden yang juga tidak mau mundur.

"Siapa dia? Aiden yang kamu panggil tadi pagi?" Suara dingin Lucas masuk ke dalam telingaku. Tatapan tajamnya masih terpaku menatap mata merah Aiden yang turunan dari dirinya. Dia tetap menyeramkan jika miliknya diusik.

"Dia.. Dia. " Bagaimana aku harus memperkenalkan Aiden? Cucuku? Adikku? Sepupuku?

"Aku kekas- "

Gah! Bodoh! Apa yang si gila nomor dua ini mau katakan. Aku segera menutup mulut cucuku yang terlalu jahil.

"Kewkaws... "

"Sssst.. Jangan gila Aiden!"

Tangannya tiba tiba menyentuh pipiku hingga aku tersentak kaget. Mau apa lagi dia.

"Hei!" Lucas menarikku kembali hingga menubruk dadanya. Tanganku di mulut Aiden terlepas. Di baliknya senyum jahil sudah mengembang. Ah dasar gila!

Edelweiss (Who Made Me A Princess Fanfic)Where stories live. Discover now