00. Lyintus Spoiler

883 125 54
                                    

"Semuanya.. terasa aneh."

•••

Pertanyaan dari Dharma membuat Dika mengerutkan keningnya, laki-laki itu membuka matanya lalu menatap Dharma dengan tatapan yang sulit diartikan.

Mengapa papanya bertanya seperti itu? Bukannya bagus jika Dika menuruti kemauan mama agar kondisi keluarga mereka kembali stabil seperti dulu?

Melihat Dharma yang mencengkram stir mobil dengan wajah tegang membuat asumsi buruk Dika yang hampir ia lupakan kembali. "Maksud papa?" Tanya Dika.

Selama beberapa menit tidak ada jawaban dari Dharma, namun, tatapan Dika tidak pernah teralihkan dari wajah kokoh Dharma. Hingga saat mobil berhenti di perempatan lampu merah, Dharma belum juga membuka mulutnya.

"Maksud papa nanya Dika yakin itu apa, pa?" Sekali lagi Dika bertanya. Perasaan resah menggebu-gebu dalam dirinya. Ada yang salah dengan keluarganya, ada rahasia besar yang kedua orang tuanya sembunyikan.

"Lupakan," jawab Dharma. Sejenak, kening Dika kembali membuat beberapa aliran sungai diatasnya. Namun, beberapa detik kemudian laki-laki itu menarik ujung bibirnya membuat seringai tipis.

Papanya sedang gugup? Suaranya terdengar bergetar.

•••





"Selamat, kamu yang pertama, Ayi."

•••

"Jadi kamu enak ya, punya keluarga lengkap, punya banyak teman, punya segalanya. Aku jadi sedikit iri." Celetuk Aylin sambil menatap Dika dengan senyum manisnya, mata indah itu melengkung membuat bulan sabit yang amat menggemaskan.

Di sampingnya, Dika tidak membalas ucapan Aylin. Laki-laki itu memilih untuk diam, memberikan senyum kecil dan mendengarkan semua yang ingin disampaikan oleh gadis itu tanpa menyela.

Siang ini, Tepat setelah Dika melangkah keluar dari ruangan seni, gadis itu menghampirinya dengan penampilan yang cukup berantakan, entah apa yang terjadi, bahkan rambut panjangnya terurai bebas dan hampir menutupi setengah wajahnya. Dengan nafas tersengal, Aylin mengajaknya untuk pergi ke tempat labuhan ketenangan yang biasa gadis itu datangi saat ia merasa resah dan gelisah.

Jembatan pinggir kota.

Tanpa berpikir panjang, Dika tentu saja mengiyakan permintaan Aylin, jarang-jarang gadis itu berinisiatif mengajaknya duluan. Dan kini, di ujung jembatan, di bawah pohon mangga yang sedang berbunga lebat, Dika malah tenggelam dalam pikirannya sendiri yang membuatnya tidak bisa mendengar jelas apa yang Aylin ucapkan. Netra gelapnya terus memandang lekat ukiran wajah sendu di sampingnya yang terlihat bersinar akibat pancaran sinar matahari sore.

Terkadang, Dika selalu berpikir. Tuhan menciptakan fisik yang nyaris sempurna untuk gadis itu, namun tidak dengan batin dan mentalnya.

Melihatnya kalut dan menjadikan Dika sebagai sandarannya, penampilan yang berantakan dengan bau aneh di tubuhnya adalah pemandangan yang akhir-akhir ini Dika dapatkan dari gadis itu. Bahkan terkadang, Aylin sering bersikap aneh dan mengutarakan sesuatu yang tidak-tidak.

"Tapi, aku merasa sangat beruntung. Bisa ketemu warna yang bisa mewarnai hidup aku yang terlalu kelabu. Makasih ya, Dika," ujar Aylin menutup sesi pembicaraan yang didominasi oleh suaranya. Netra coklat Aylin ikut menatap Dika yang masih terdiam, laki-laki itu menatapnya lalu memalingkan kepalanya kemudian. Keduanya berdiam diri selama beberapa menit seraya menikmati semilir udara sejuk yang berhembus dari lautan.

Dika mengedipkan kedua matanya beberapa kali lalu mengangkat tangannya mengelus rambut Aylin yang kini sudah berwarna coklat, "Sama-sama, Ayi. Sekarang aku yang nanya, kamu habis dari mana? Kenapa sampai berantakan kayak gini?" Tanya Dika memecah keheningan diantara keduanya.

Aylin menggeleng-gelengkan kepalanya tanpa menatap kearah Dika, "Boleh aku nyandar sekali lagi?" Bukannya menjawab, Aylin malah bertanya kembali kepada Dika.

"Silahkan," ucap Dika. Suara bariton itu terdengar lembut.

"Dika, kamu udah bahagia kan?"

"Hm?"

"Berarti kalau suatu saat aku sudah mendapatkan ketenangan yang aku maksud, kamu harus rela, ya." Dika terdiam, mendengar kalimat rancu dari Aylin membuat jantungnya berdetak kencang.

••••

LyintusWhere stories live. Discover now