19. Z

161 69 1
                                    

Happy reading

•••

"Mau pulang bareng?"

Aylin terlonjak kaget. Gadis itu menghentikan langkahnya lalu berbalik menatap Dika yang menyengir menatapnya. Diliriknya sekitar, area halaman sekolah hanya diisi oleh beberapa murid yang terlihat sedang menunggu jemputan.

Hatinya berkata tidak, namun, Aylin merasa tidak enak untuk menolak ajakan laki-laki yang akhir-akhir ini memenuhi pikirannya. Teman pertamanya.

Aylin mengangguk pelan, Dika yang melihatnya tersenyum senang. "Ayo," Ajak Dika mengarahkan Aylin pada parkiran mobil yang tak jauh dari tempat mereka berdiri. Awal mula, Dika yang sebenarnya sudah duduk anteng di dalam mobil. Melihat Aylin yang berjalan menuju gerbang sambil menunduk, tanpa pikir panjang, Dika segera keluar dari mobil untuk menghampiri gadis itu. Mengajaknya pulang bersama.

Keduanya berjalan beriringan dengan obrolan kecil yang mengiringi langkah keduanya.

Dari dalam mobil, Dira yang awalnya terheran melihat sang kakak yang berlari keluar tanpa berbicara apapun padanya sontak mengulas senyum kecil. Mengambil ponsel dan mengarahkan kameranya untuk memotret dua insan yang berjalan bersama menuju mobil.

Dira tersenyum licik, bahan untuk menggoda Dika sudah ditemukan.

Pintu belakang mobil terbuka, tentu Dika yang membukanya. Mengarahkan Aylin untuk masuk lalu berlari kecil menuju kursi kemudi. Atmosfer canggung tercipta didalamnya, Aylin yang terdiam kaku saat menyadari ada seorang perempuan yang sudah berada di dalam mobil yang mungkin sudah duduk sedari tadi. Merasa dirinya sedang merepotkan orang.

Mobil mulai bergerak membelah jalan raya yang cukup ramai. Dika sesekali bercengkrama dengan Dira, kadang mengajak Aylin berbicara walau hanya dijawab dengan senyuman.

Entah sudah beberapa kali Dira tersenyum geli melihat interaksi dua orang ini.

"Makasih ya," ucap Aylin setelah keluar dari mobil. Dika mengekori gadis itu hingga depan gerbang rumahnya.

Dika mengulas senyum, "Iya, sama sama Ayi."

Ayi, panggilan manis Dika untuk Aylin.

"Ehem." Dira menurunkan kaca mobil lalu berdehem dengan senyum yang tertahan. Kelihatan sekali jika Dira ingin menggoda kakaknya.

Dika melirik Dira dengan sinis, tolong ingatkan dia untuk membuang Dira di sungai nanti.

•••

Markas Tyrex sore ini terlihat ramai, sebuah lapangan basket yang berada dibelakang bangunan itu kini telah diisi oleh para pemain basket andalan dari dua geng berbeda yang sedang memperebutkan kemenangan. Dihitung, sudah sekitar seratus orang lebih yang menempati area pinggir lapangan, menonton pertandingan yang sudah menjadi rutinitas wajib dua geng terkenal dari dua sekolah yang bersebrangan setiap minggunya.

Sorak semangat dari para pendukung kelompok masing-masing yang memenuhi area lapangan kian memanas saat skor kedua tim saling membalap satu sama lain. Tidak ada yang bisa diremehkan karena kekuatan mereka yang hampir setara.

Tim T yang diwakilkan oleh Anggara, Angkasa, Dika, Mahesa dan Kevran, melawan Tim Z yang diisi oleh David, Jendra, Arjuna, Sevano dan Haekal. Dua tim yang saling menunjukan sisi dominasi akan permainan bola besar ini.

LyintusWhere stories live. Discover now