24. Pembinaan Hari Kedua

108 61 18
                                    

Happy reading

Suasana riuh kelas tidak menganggu konsentrasi Dika yang sedang menyelesaikan tugas melukisnya di bagian belakang pojok kelas. Dengan posisi duduk sembari menyandarkan tubuhnya pada dinding, Laki-laki itu dengan santai mencoret-coret kanvas menghiraukan seluruh gangguan yang dilayangkan oleh Bagas disebelahnya.

"Cuekin terus, cuekin aja terus," sindir Bagas. Ia juga kesal, jika dihitung sudah 25 menit ia mencoba menganggu Dika. Namun tak membuahkan hasil.

"Lo? Rese," celetuk Dika. Bagas semakin mencebikkan bibirnya kemudian laki-laki itu mengeluarkan ponsel dan membuka aplikasi game.

Kelas mereka sedang tidak ada guru, izin tidak masuk katanya.

Keadaan ini Dika manfaatkan untuk mengerjakan tugas yang semalam tidak ia selesaikan. Sepulang sekolah nanti ia akan menghadiri pembinaan kedua dari lomba yang akan ia laksanakan.

"Ekhem."

"Mental aman?" Dengan pandangan yang masih terfokus pada game, Bagas menyeletuk dengan kekehan kecil.

Dika yang sedang mengoleskan cat pada kanvas ikut tertawa kecil. Laki-laki itu menggoyangkan pelan kanvasnya agar cat diatasnya sedikit kering.

"Kayak biasa, gada yang spesial," jawab Dika.

Bagas mencebik, "Padahal gue berharap ada kerusuhan."

"Your eyes lah, tapi ada si haha." Dika tertawa sendiri mendengar ucapannya.

Bagas berdehem dengan wajah menyebalkan, "Hm, ada-ada. Ada banget sampe kemarin ada yang asik-asikan tuh ketawa-ketiwi di taman simpang jalan, cih." Bagas berucap ringan dengan kedua alis yang sengaja diangkat lalu kembali memainkan gamenya.

Dika terdiam keningnya berkerut membentuk lipatan-lipatan anak sungai, kemudian dengan cepat ia memalingkan wajahnya menghadap Bagas.

"Lo lihat dimana?" Tanyanya penasaran.

Bagas melirik Dika tajam dengan sudut bibirnya yang sudah terangkat keatas, "Budek kah? Taman simpang jalan mawar itu yang duduk di tengah taman, mana berduaan lagi. Itu siapa ya? Hmm, Dosa loh berduaan, nanti di tengahnya ada setan loh, hayoo." Hey, nada itu terdengar sangat menyebalkan di telinga Dika.

"Ck."

"Orang kali," sahut Dika spontan langsung kembali menatap lukisannya yang hampir jadi.

"Orang atau orang?" Goda Bagas.

"Orang-orangan."

"Cih, garing amat."

Dika menggedikkan bahunya acuh, kemudian kembali menyelesaikan lukisannya.

"Lo udah punya cewek ya?" Tanya Bagas.

"Ga," Jawab Dika.

"Jangan bohong lo, dosa bang," ucap Bagas.

"Ga bohong," sahut Dika.

"Ga bohong ga bohong, telinga lo tuh disembuyiin. Merah bat kayak lipstiknya Mira, ADUH! WOY!" Pekik Bagas sembari mengelus kepalanya.

Lyintusحيث تعيش القصص. اكتشف الآن