Happy reading
••••
Dika benar-benar akan mengutuk Angkasa yang mengganggu tidur nyenyaknya. Tanpa aba-aba, tubuhnya ditarik paksa untuk bangun. Sungguh, jika saat ini tubuhnya tidak terasa pegal, Dika pasti akan memberikan bogeman manis untuk laki-laki ini.
"Bangun, udah pagi."
"Lo gangguin gue pagi-pagi gini buat apa sih? Ketularan Bagas ya lo?" Tanya Dika dengan suara serak. Matanya melirik sinis kearah Angkasa yang berjalan santai menjauhi kasur.
"Bangun dulu, mandi, cepat." Titah Angkasa tanpa menatap Dika. Laki-laki itu kini sedang duduk di sofa sembari bermain ponsel.
"Dih, siapa lo?" Sinis Dika.
"Bokap lo,"
"Bokap gue kerja," jawab Dika cepat.
"Kakek lo,"
"Kakek gue udah ga ada,"
Angkasa mendengus kecil mendengarnya, "Gece anjing! Kamar lo bau." Asli, ini Dika pengen banget jejelin muka Angkasa ke palet warnanya.
"Bawel amat lo, kayak cewek." Ujar Dika, laki-laki itu berjalan malas mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi.
Melihat Dika beranjak mandi, Angkasa segera keluar dari kamar laki-laki itu. Kakinya melangkah menuju ruang tamu dan duduk di sofa tanpa ragu, Dika itu sepupunya, untuk apa dia ragu-ragu kalau ke rumah ini?
Dunia ini sungguh sempit.
Ting!
Angkasa kembali membuka ponselnya, membuka room chat akibat notifikasi muncul.
T-gang (9)
Mahesa
Jadi kan?Angkasa
Jadi
Bagas
Lo lagi dimana sa?Angkasa
Rumah Dika
Bagas
Udah bangun tuh anak?Angkasa
Udh
Mahesa
Gue sama Orion udah nyampe
Orion
Panggil gue abang, Angkasa aja lo panggil pake abang, masa gue enggak.
Mahesa
Nggak, sikap lo sama sikap gue aja dewasaan gue
Orion
Bocil bangsat
Anggara
Ketawa aja dah gue
Angkasa
@Anggara Lo ikut gak?
Anggara
Gak, gue sibuk
Bagas
आप पढ़ रहे हैं
Lyintus
किशोर उपन्यास'Let this story flow with the remaining time' Memiliki hobi yang mengakibatkan dirinya mendapat tekanan keras dari sang mama tidak membuat Neptunus Adikara menyerah memperjuangkan hobi dan cita-citanya untuk menjadi pelukis terkenal. Namun, seiring...