21. Jemputan Yang Mendadak

149 68 4
                                    

Happy reading

•••

Ting!

Papa
Dimana?

Dika menghentikan pembicaraannya dengan Rans saat mendengar suara notifikasi pesan yang muncul. "Maaf ya, bentar," kata Dika lalu menyalakan ponselnya setelah mendapat anggukan dari Rans.

Dika
Rumah kembar N

Papa
Kapan pulang?

Dika
Dika nggak tau, Pa

Papa
Setengah jam lagi, ketemu sama papa
Papa jemput

Dika mengernyit heran, namun tetap mengetikkan balasan pada sang papa.

Dika
Iya, Pa

•••

Suasana ramai akibat suara Bagas, Mahesa, Rans, Kopi, dan Orion yang sedang bermain PS di kamar Angkasa tiba-tiba sunyi saat Dika berseru pamit. Delapan orang anak-anak inti Tyrex itu memusatkan perhatiannya pada Dika yang hanya bisa menyengir. "Sorry, tapi papa gue udah jemput dibawah."

Diatas sofa terdapat Anggara yang duduk dan Angkasa yang berbaring berbantalkan paha kembarannya. Sementara Kevran dan Orion berbaring diatas kasur milik Angkasa.

"Gapapa," sahut Anggara. "Jangan lupa ambil soto lo di atas meja makan, seharusnya kita makan bareng tapi gapapa. Hati-hati," lanjut Anggara.

Dika mengangguk cepat, "Gue pergi dulu, Assalamualaikum." Pamit Dika lalu keluar dari kamar bersuhu dingin tersebut. Membawa kaki panjangnya menuruni tangga lalu berjalan menuju dapur dan mengambil sebuah plastik berisikan soto ayam yang tadi dipesan oleh Kevran.

Dika sekali lagi menatap ponselnya, pesan yang baru saja masuk mengalihkan perhatiannya dari sepatu.

Papa
Papa didepan

Segera, Dika mempercepat tangannya mengikat tali sepatu lalu berlari keluar sembari meneteng soto ayam di tangan kanannya. Dika membuka gerbang dan menutupnya kembali sebelum masuk kedalam mobil sang papa.

"Assalamualaikum," salam Dika setelah mendudukkan diri pada jok depan mobil.

Dharma menoleh lalu tersenyum tipis, "Waalaikumsalam,"

Pintu mobil Dika tutup bersamaan dengan Dharma yang mulai menjalankan mobilnya. Dika menatap lurus, terlihat banyak kendaraan yang berlalu lalang yang cukup menyenangkan untuk dipandang.

"Papa dengar, kamu... ikut serta dalam lomba lukis. Itu benar?" Dharma mulai membuka topik pembicaraan, ujung mata pria yang sudah berusia empat puluh tahun itu melirik reaksi dari putranya. Namun, hanya helaan nafas serta raut lelah yang Dika tampilkan.

Dika memijit keningnya yang berdenyut, sembari memejamkan mata, Dika mengangguk mengiyakan. "Iya, Dika ikut."

"Kamu tau kan mama kamu gimana?" Tanya Dharma.

"Dika tau, papa," jawab Dika, "Tapi papa tenang aja Setelah Dika selesai sama lomba ini, Dika bakal turutin kemauan mama buat kembali mempelajari bisnis," lanjutnya.

Lyintusحيث تعيش القصص. اكتشف الآن