2.0.

1.2K 231 102
                                    

Jam menunjukkan pukul 11.00 siang, waktu yang menandakan bahwa hanya sisa satu jam lagi mereka di sekolah.

Hari ini, kelima namja tampan itu tengah duduk-duduk di taman sekolah sembari menikmati hilir angin yang memanjakan kulit mereka di setiap sentuhannya. Tak jarang mereka menutup mata kala angin yang menerpa itu semakin kuat. Mereka seakan ingin bebas, mereka ingin terbang tanpa gangguan.

"Gaes, kapan ya kira-kira kita bakal terbebas dari teror ini?" Soobin menghela nafas, kepalanya ia tundukkan kala ia merasakan hal aneh pada perasaannya. Seperti rasa menyerah yang tiba-tiba hadir di relung hatinya.

"Gue gak tahu, hyung. Gue juga udah capek banget, maunya sih nyerah aja. Sekalian aja deh bulan depan gue yang mati, biar gak pusing." Ujar Beomgyu lemas, sepertinya semangat lelaki itu juga sedang menyurut.

"Huh, cobaan ini begitu berat. Dulu gue gak pernah kebayang bakal terjadi hal-hal seperti ini. Gue pikir hidup gue bakal selalu tenang, sekolah dengan baik, kuliah, lulus, dan bekerja. Tapi nyatanya? Gue udah ingin menyerah saja bahkan masih di tahap sekolah. Teror ini benar-benar nguras tenaga. Hidup gue gak pernah tenang akhir-akhir ini." Ujar Soobin lagi yang malah membuat suasananya menjadi sendu.

"Udah, hyung. Jangan ngomongin hal-hal seperti itu. Hyung harus semangat dong. Jangan pernah terpikir buat nyerah, hyung. Itu sama aja kayak hyung ngasih semangat sama pelakunya." Taehyun berujar diirngi senyum manis yang jarang ia tampakkan.

"Taehyun kalau senyum manis juga, ya!" Tak sadar, Hueningkai juga ikutan tersenyum saat melihat senyum Taehyun yang selebar itu.

"Gue senyum buat Soobin hyung, ya! Bukan buat lo!" Taehyun kembali berujar dengan ketus.

"Bin, lo jangan nyerah. Kalau ngomongin masalah mental, gue yakin semuanya pernah mikir buat menyerah saja dan pasrah sama apa yang bakal dilakuin oleh pelaku. Tapi apa? Sampai sekarang kita masih bertahan, Bin. Itu menandakan bahwa kita kuat. Semangat Soobin!!! Lo adalah orang yang kuat." Yeonjun ikut tersenyum dan memeluk bahu Soobin yang duduk di atas batu besar di salah satu sisi taman sekolah.

Soobin menghembuskan nafas secara perlahan sembari menahan air matanya, "Hyung, makasih untuk semangatnya."

"Semangat!!!" Beomgyu ikutan menyemangati kesemua temannya dan duduk di bawah beralaskan rumput.

"Kita pasti bisa!" Taehyun juga ikut memberikan semangat.

"Jangan pernah menyerah hyungku semuanya, pasti kita bisa menangkap pelakunya!" Hueningkai memberikan semangat diikuti senyuman manis khas miliknya.

Sekarang, kelima namja itu terlihat tengah duduk bersama di tanah yang beralaskan rumput hijau. Semuanya, termasuk Yeonjun dan Soobin yang tadi duduk di atas batu. Keduanya memilih turun dan duduk bersama yang lain di bawah.

Kelima namja itu saling berpegangan tangan untuk saling menguatkan, menutup mata untuk menikmati belaian angin yang melintas.

Mereka berlima butuh kebebasan diusianya yang sekarang.

"Sudah terhitung berapa hari kita terjebak dalam teror ini?" Tanya Yeonjun.

"Entahlah, pokoknya kita nemuin kotak itu di hutan tanggal 21." Jawab Beomgyu.

"Sekarang tanggal 30. Berarti sudah sembilan hari. Emm, gue harap teror ini gak bertahan lama. Jangan sampai satu bulan lah. Gue gak bakal kuat. Sembilan hari aja rasanya udah mau nyerah, apalagi sampai sebulan, bisa-bisa mati gue." Ujar Yeonjun lesu.

"Aduh, hyung. Yang bener tuh jangan sampai sepuluh hari. Kalau bisa, sekarang harus sudah ketahuan siapa pelakunya!" Beomgyu berucap dengan nada yang menyemangati.

Do or Die | BTS TXT (COMPLETED)Where stories live. Discover now