2.4.

1.1K 219 38
                                    

"Kyungsoo hyung!" Namjoon reflek memekik kala ia melihat Kyungsoo melintas di radius yang tak jauh dari posisi berdirinya sekarang.

Segera ia berlari menghampiri tempat di mana Kyungsoo berada, diikuti oleh semua penghuni kost manoban yang lain. Kecuali dua namja termuda di kost, mengingat kedua lelaki itu sedang hilang.

"Gue nggak ada liat tuh. Mereka ilang, ya? Kok bisa?" Kyungsoo balik menanyai Namjoon.

"Hyung, gak usah sok polos, deh. Lo gak mungkin gak tahu mereka ada di mana. Pasti ini semua kelakukan lo, kan? Ngaku!" Jungkook meninggikan suaranya di hadapan kakak tirinya.

"Kook, bahasa lo tuh dibenerin dulu deh. Kesel gue lama-lama dengerinnya. Perasaan tiap hari toxic mulu kalau sama Kyungsoo hyung." Kesal Namjoon.

"Namjoon hyung bener, Kook. Lo tuh jangan suka nuduh orang sembarangan, dong." Ucap Jimin menasihati.

"Nuduh sembarangan? Heh, lo tuh kalau mau ngomong mikir dulu dong, pendek! Gue ngomong gini juga ada alasannya. Kenapa? Coba deh pikirin, ngapain Kyungsoo hyung di gedung SMA BigHit? Bukannya, dia lagi sibuk skripsi." Jungkook menatap Kyungsoo meremehkan.

"Ya, mungkin aja dia ada urusan di sini." Jawab Jimin sekenanya.

"Iya, Kook. Mungkin aja Jimin bener. Mungkin Kyungsoo hyung emang ada urusan di sini." Timpal Namjoon.

"Tadi gue habis beli jajan. Tahu sendiri kan lo kalau kantin kampus tuh ramenya kayak apa? Apalagi kantin umum, tambah pengap! Gue juga sering kok ke kantin SMA buat beli makanan atau minuman karena emang di sini gak terlalu padat, di sini lebih lengang. Mau ke kantin SMP sama SD juga kejauhan, lagian juga malah ribut kalau datang ke kantin bocah." Jawab Kyungsoo seraya menunjukkan sebungkus roti yang ada di tangannya, roti yang ia beli di kantin SMA tadi.

"Ngelesnya pinter." Celetuk Jungkook.

"Kook, udah dong. Gak malu apa diliatin anak-anak SMA? Lo itu udah jadi mahasiswa, kasih contoh yang baik dong buat adik kelas." Ujar Namjoon berusaha menyetabilkan suasana.

"Ya! Terserah!" Jungkook berujar ketus.

"Kenapa sih lo gak pernah percaya sama gue, Kook?" Kyungsoo sepertinya sudah tak kuat untuk menahan emosinya.

"Ya karena lo sangat mencurigakan." Sarkas Jungkook.

"Gue gak cuma ngomongin masalah sekarang. Dulu saat lo belum mutusin buat pergi ke Seoul, lo selalu benci sama gue. Apa pun yang gue lakuin selalu salah di mata lo. Kenapa, Kook? Jelasin dong, gue salah di bagian mananya?" Kyungsoo berucap kesal sekaligus sedih dan kecewa. Kenangan lama di mana ia selalu jadi kambing hitam dari seorang Jungkook saat masih di Busan kembali terputar di otaknya begitu saja tanpa ia minta.

"Hyung, udah. Mending jangan ngomongin masalah beginian di sini. Banyak yang nontonin, ayo pergi!" Namjoon menarik Kyungsoo untuk pergi dari tempat ini.

Namun, Kyungsoo menepis tangan Namjoon.

"Gue mau denger jawaban Jungkook dulu." Ujar Kyungsoo.

"Soo, gak usah kekanak-kanakan. Ayo pergi. Semuanya, ayo pergi." Tegas Yoongi.

"Ayo, daripada ribut, mending kita lanjut cari Taehyun sama Hueningkai aja." Timpal Jimin.

"Tunggu, gue bakal jawab pertanyaan hyung gue dulu. Kenapa gue gak suka sama lo? Pertama, mama gue bunuh diri gara-gara kedatangan keluarga lo. Kedua, perhatian papa hilang dari gue. Ketiga, lo udah ngambil banyak hal, baik itu benda atau lainnya, yang bukan hak lo melainkan hak gue itu jatuh ke tangan lo. Terakhir, lo adalah kesayangan papa gue." Ujar Jungkook penuh penekanan seraya menatap tajam retina Kyungsoo yang mampu membuat lelaki berwajah bulat itu balik menatapnya tak kalah sengit.

Do or Die | BTS TXT (COMPLETED)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora