2.9.

1K 201 72
                                    

"LISA!" Jimin lantas memekik kala melihat teman perempuannya tertancap pisau tepat di bahu kirinya.

Tak hanya memekik, Jimin langsung berlari dan menggendong Lisa ke dalam rumah agar segera mendapat pertolongan.

Pisau yang tertancap, sudah Jisoo cabut sebelum Jimin membawanya.

Ketiga teman perempuan Lisa ikut masuk ke dalam, begitu pula dengan ibu Lisa dan keenam anak Bangtan lain. Sedangkan untuk sisanya, mereka masih tetap di luar untuk menuntaskan membakar ayam.

Setelah Jimin selesai membawa Lisa dengan selamat ke kamarnya, ia pun kembali bersama sembilan teman lelakinya yang sedang berdiri di salah satu sisi kamar Lisa yang luas ini.

"Jimin modus!" Taehyung menyeletuk.

"Bener, harusnya tadi gue aja yang gendong Lisa." Sahut Jungkook.

"Kalau kejadiannya seperti itu, lo yang modus. Malah lebih bahaya karena lo suka sama dia. Ntar khilaf lagi." Ujar Jimin.

"Bener, Jim. Kalau si Jungkook yang gendong, bukannya di bawa ke sini malah dibawa ke kamar dia sendiri, haha." Kekeh Hoseok.

"Anjir, mau ngapain tuh." Otak mesum Jimin langsung bekerja dengan baik ketika ada kata-kata ambigu yang memasuki indra pendengarannya.

"Jim, buang gih otak lo! Ganti yang baru sana! Gedeg gue lama-lama dengernya." Ujar Taehyung.

"Gantinya gimana, woy? Gak ada ya orang yang buka jasa ganti otak. Emang udah ditakdirin kali gue punya otak yang macam gini. Otak limited edition." Balas Jimin dengan sedikit kekehannya.

"Limited edition, njir. Otak macam sampah gitu dibilang limited edition masa? Ada-ada aja lo, Jim." Taehyung ikutan terkekeh sembari memukul pelan pundak Jimin sekali.

"Tapi kan jarang ada orang yang punya otak kayak gue, makanya otak gue tuh termasuk edisi terbatas." Ucap Jimin.

"Ajaran sesat lo!" Hoseok berucap sedikit ketus.

"Bercanda, hyung-ah. Jangan marah, elah." Sahut Jimin.

"Heh, jan ngambek. Gue juga cuma bercanda!" Hoseok sedikit terkejut saat Jimin menganggap serius ucapannya.

"Oalah, maaf hyung. Astaga, gue kira hyung tadi beneran gak suka sama kata-kata gue. Kan gue jadi takut. Kalau hyung marah sama gue, gue mah ngakak bareng siapa lagi, coba? Kan cuma hyung yang bisa diajak ketawa receh bersama, haha." Jimin sedikit tertawa di akhir ucapannya.

"Masih sempet mikirin ketawa, lo? Tahu nggak sih, Jim? Teror ini makin bahaya. Gue yakin, kejadian yang menimpa Lisa saat ini ada hubungannya sama teror ini karena peristiwanya hampir mirip dengan kejadian yang Soobin alami beberapa waktu lalu, pisau terlempar dan mengenai sasaran." Ujar Jungkook tegas.

Setelah Jungkook mengatakan hal itu, ibu Lisa tiba-tiba bersuara, membuat ketujuh namja itu memfokuskan diri pada Nyonya Manoban.

"Ah, ayah Lisa tadi baru saja mengirim pesan pada saya kalau bumbu untuk mengolesi ayamnya sudah habis. Sekarang saya pamit dulu untuk membuat itu. Ayo Jennie, Rose, kalian bantu tante. Jisoo dan kalian bertujuh, tolong jagain Lisa."

"Siap, tante!" Jimin membalas seraya mengangkat tangan kanannya ke dahi membentuk posisi hormat.

Nyonya Manoban hanya tertawa ringan melihat tingkah Jimin. Setelah itu, dia dan kedua teman Lisa pun pergi meninggalkan kamar.

Segera ketujuh namja itu mengerubungi Lisa yang terbaring lemah dengan raut yang tampak menahan perih.

"Sakit ya, Lis?" Jungkook bertanya sembari menatap Lisa khawatir.

Do or Die | BTS TXT (COMPLETED)Where stories live. Discover now