2.3.

1.1K 222 60
                                    

Malam pun telah tiba, seperti malam-malam biasanya, mereka kini tengah duduk rapi di meja makan untuk makan malam bersama.

Kali ini makanan dibuat oleh Seokjin dan dibantu dengan Yoongi dan Jungkook. Untuk luka yang ada pada kaki Seokjin, entah bagaimana ceritanya luka itu menjadi semakin membesar, seperti tusukan pisau bukan jarum. Seokjin sempat heran, tapi ia memilih untuk tidak memikirkan lebih lanjut dam fokus untuk mengobatinya.

Setelah hidangan sudah siap, mereka pun memulai makan malam.

"Hyung, gimana penyelidikannya?" Hoseok bertanya serius menatap Seokjin dan Yoongi.

"Belum ada kejelasan, Seok. Gue beserta pihak penyelidikan lain juga masih bingung." Jawab Yoongi seadanya.

"Kami para medis sudah mengidentifikasi mayat tapi kami nggak nemuin sidik jari sama sekali di jenazah korban." Balas Seokjin.

"Wah, kok bisa gitu, ya? Kok bisa gitu loh pihak penyelidik gak nemuin bukti bahkan di hari ketiga penyelidikan." Ujar Hoseok heran.

"Itu cukup membuktikan kalau masalah ini sangat berbahaya." Sahut Taehyung.

"Lo bener, Tae. Kita harus lebih berjaga-jaga. Ini sangat berbahaya." Timpal Namjoon.

"Penyelidikan masih tersisa empat hari lagi, bukan?" Hoseok kembali bertanya.

"Iya, hyung. Mulai Senin depan juga jadwal sekolah kita semua sudah normal." Balas Jimin.

"Gue gak bisa bayangin seberapa padatnya jadwal kita minggu depan mengingat selama seminggu ini jadwal kita banyak yang dipotong. Gue rasa minggu depan merupakan hari-hari yang akan sangat melelahkan." Ujar Jungkook.

"Bener, hyung. Gue rasa juga gitu. Bahkan jadwal gue banyak yang dialihkan ke minggu depan. Wah, pasti bener-bener nguras banyak tenaga." Sahut Yeonjun.

"Eh, Beomgyu. Sore tadi ke mana aja? Kok selama sore ini gue nggak ngeliat lo sama sekali?" Soobin menatap Beomgyu yang duduk tak jauh dari tempatnya sedang menikmati makanannya. Sebagai teman sekamarnya, Soobin tentu tahu kalau selama sore tadi Beomgyu menghilang.

"Iya, hyung. Sore tadi gue juga gak ngeliat lo sama sekali." Timpal Taehyun.

"Gue.....emm, gue ada tugas sama temen sekolah. Ya, ada tugas. Kami kerja kelompok." Bohong Beomgyu.

"Oh, lain kali bilang dong, hyung. Tadi sore kami semua khawatir, tahu!" Hueningkai menasihati.

"Jangan suka ilang-ilangan, Gyu. Lo bikin kita semua panik seharian. Gue bahkan sempat mikir yang enggak-enggak, jangan diulangi lagi." Hoseok ikut menasihati.

"Jadi keinget Hueningkai yang pernah hilang juga. Kalian berdua kenapa sih suka hilang-hilangan?" Taehyung mengangkat sebalah alisnya bertanya.

"Masih bocah, Tae. Palingan lo saat SMA juga sering ilang-ilangan." Sahut Hoseok.

"Ih, bener juga, hyung. Gue jadi keinget masa-masa SMA gue. Dulu gitu sering banget pulang sekolah gak langsung pulang, tapi malah ngopi-ngopi dulu sama temen sampek sore. Ah, jadi kangen masa-masa itu." Ujar Jungkook.

"Perasaan selama SMA gue gak pernah ngilang tuh, kalau jam pulang gue langsung balik ke kost." Ucap Soobin.

"Lo mah anak rajin, Bin. Lo anak teladan, pulang sekolah gak langsung balik tuh kelakuan anak berandal. Bukan tipe lo yang kayak gitu tuh." Jawab Hoseok.

"Wih, berarti Uning juga anak teladan, dong. Uning kan gak pernah main ke mana-mana kalau waktu pulang sekolah tiba. Pasti langsung balik." Tutur Hueningkai.

"Oh, terus yang kelayapan sama Lisa dan kawan-kawan sore itu siapa, ya?" Hoseok menatap Hueningkai dengan tatapan jahil.

"Oh iya ya, siapa ya yang jalan-jalan sama rombongannya Lisa waktu itu?" Seokjin ikutan menggoda Hueningkai.

Do or Die | BTS TXT (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang