3.3.

987 199 67
                                    

Malam sudah menunjukkan wujudnya, langit gelap dengan taburan bintang yang gemerlap beserta bulan sabit yang seperti menggantung di atas atap.

Seusai makan malam bersama, keduabelas namja penghuni kost manoban kini tengah berkumpul di ruang tengah dengan aktivitas yang mereka pilih masing-masing.

Ada yang menonton TV, mainin ponsel, duduk selonjoran di atas karpet sambil makan kacang rebus, ada yang tiduran, dan ada juga yang masih belajar walaupun malam ini adalah malam minggu.

"Ning, bocah di samping lo tuh anak kost-an atau bapak profesor sih? Belajar mulu perasaan. Ntar tahu-tahu dah botak tuh kepala." Celetuk Yeonjun.

"Taehyun memang seperti itu, hyung. Nanti kalau dia capek juga bakal berhenti sendiri. Kalau nggak gitu ya nunggu kepalanya botak dulu." Kekeh Hueningkai.

"Gue heran deh sama pikiran orang go*blok. Buat apa kalian ghibahin orang yang jelas-jelas ada di hadapan kalian, emm? Mana segala bisik-bisik lagi, dikira gue gak bakal denger?" Taehyun berujar sedikit ketus dengan pandangan yang masih fokus pada buku ensiklopedia yang sangat tebal.

"Taehyun pendengarannya tajam juga, ya!" Beomgyu menyeletuk.

"Nggak cuma pendengarannya, sih. Mulutnya juga." Tambah Hoseok.

"Apalagi pandangannya, bisa membuat kamu hawa teriak-teriak. Bukan karena ganteng sih, tapi karena tatapannya kek setan yang lagi cari mangsa." Celetuk Yeonjun.

"Bacot lo sama sekali tidak berguna." Sahut Taehyun enteng.

"Mantap, hyun. Teruskan bakatmu!" Beomgyu menatap Taehyun dengan pandangan takjub.

"Taehyun kok gak sopan sih sama Yeonjun hyung?" Hueningkai menatap Taehyun dengan pandangan sedikit tak suka.

"Biarin aja lah, Ning. Dia kan emang begitu. Mulutnya kek bon*cabe level 99++." Sahut Beomgyu.

"Kek gimana tuh rasanya boncabe level 99++? Bisa-bisa monyong bibir yang makan itu." Ujar Jimin diikuti kekehannya.

"Makanya pihak pabrik gak bikin boncabe level 99++. Kalau bikin, bisa-bisa konsumen sembelit smpai setahun." Celetuk Seokjin.

"Anjir, sampek setahun." Kekeh Jimin.

"Kalau mulut Taehyun doang aja kayak boncabe level 99++, lah kalau mulut Taehyun dicampur sama mulut Yoongi berapa tuh level boncabenya?" Seokjin bertanya.

"999999999++." Jawab Hoseok dilanjut dengan tawanya.

"Woylah, sembelit berapa lama tuh konsumen kalau mengonsumsi itu?" Jimin semakin tak bisa menahan tawanya.

"Sampek ayam bisa melahirkan." Sahut Taehyung.

"Bercanda mulu kalian tuh. Gak inget apa kalau dalam beberapa hari lagi diantara kita bakal ada yang mati? Lupa sama surat yang Lisa kasih tadi?" Jungkook menatap teman-temannya tak suka. Jujur saja, Jungkook adalah tipe lelaki dengan tingkat keseriusan dan kewaspadaan yang tinggi. Tak heran jika dia sering marah-marah cuma karena teman-temnnya bercanda.

"Kami inget kok, hyung. Tapi kan kami cuma mau bercanda. Kalau semisal gue yang mati, gue bakal menyesal banget kalau mati sebelum tertawa ria bersama kalian." Ucap Beomgyu

"Kalau bisa ya jangan sampai ada yang mati, tolol." Ujar Yeonjun sarkastik.

"Kita kan pernah bilang kalau kita akan membahas clue jika semua clue udah terkumpul. Maksudnya saat petunjuk 224 sudah memiliki hubungan dengan clue lain yaitu angka 8. Jadi, kapan kita akan membahasnya?" Soobin bertanya.

"Sekarang aja, kalau yang lain mau, sih." Jawab Jimin.

"Gue sih mau-mau aja." Ujar Hueningkai.

"Gue juga sih." Sahut Beomgyu.

Do or Die | BTS TXT (COMPLETED)Where stories live. Discover now