4.4.

1K 185 265
                                    

Hari ini adalah hari Kamis tanggal 9. Jam masih menunjukkan pukul 05.30, di mana kesebelas namja itu tengah sarapan bersama di meja makan.

"Seokjin hyung masak apa?" Hueningkai bertanya kala dirinya baru saja menghampiri meja makan.

"Ayam goreng sama kimchi." Jawab Seokjin lembut seperti biasanya

"Woah, enak nih pasti." Ujar Hoseok sembari mendudukkan diri di kursi dengan baik.

"Enak banget pastinya, hyung." Timpal Jungkook yang langsung menyambar piring dan mengisinya dengan makanan yang akan ia konsumsi dengan sangat tidak sabaran.

"Sumpah deh, Jungkook hyung tuh udah kayak orang yang gak dikasih makan selama 1 tahun." Kekeh Hueningkai.

"Padahal dia kerjaannya makan mulu." Sahut Taehyung.

"Kaca di mana, ya?" Yeonjun menyeletuk setelah Taehyung berkata seperti itu mengingat Taehyung juga banyak makan.

"Perasaan di kamar kalian berdua ada kaca, deh." Soobin terkekeh ringan.

"Karma lo, Tet. Makanya jangan suka ngatain orang." Sahut Jungkook.

"Kalian ini mau sarapan aja masih sempet-sempetnya ngeribut. Tapi gak papa sih, gue suka keributan, hehe." Ujar Jimin.

"Yaudah, lain kali kita tawuran aja sama sekolah sebelah biar keributannya berkelas, gak cuma cekcok bacot tapi cekcok pisau juga." Celetuk Taehyun.

"Keknya mulutnya Taehyun harus diamplas deh biar lembutan dikit." Ucap Seokjin saat namja tertua itu mendengar ucapan Taehyun yang terkesan ngajak gelut jika didengar sekolah sebelah.

"Ajarannya Yoongi hyung nih pasti." Sahut Jimin.

"Bukan gue, gue tuh nurunin mulut cabe gue ke Yeonjun." Balas Yoongi.

"Kok gue, sih? Omongan gue kan gak pedes. Gue kan selalu menjaga ucapan gue. Ucapan gue tuh selembut kapas dan semanis gula-gula. Gak usah ngomong yang enggak-enggak deh, hyung. Itu sama aja dengan fitnah." Ujar Yeonjun yang sepertinya jauh dari kenyataannya.

"Aduh, kaca di mana, ya?" Soobin terkekeh ringan sembari menatap Yeonjun dengan pandangan menyebalkannya.

"Hahaha, rasakan hyung. Sekarang dibalik noh ucapan lo sama Soobin hyung." Hueningkai tertawa jahat pada Yeonjun.

"Aduh, Hueningkai mulutnya udah mulai toxic, gaes." Ujar Hoseok sambil memasang muka terkejutnya.

"Gaes, menurut gue daripada kalian ngomongin hal-hal random gak jelas semacam ini, mending kita bahas teror kita aja. Terkait pelakunya, gelang keluarga Jungkook, petunjuk angka, jasad Beomgyu, atau apa pun yang berkaitan dengan masalah kita. Gue rasa itu akan lebih bermanfaat daripada membicarakan sesuatu yang cenderung tidak berfaedah seperti sekarang." Ujar Taehyung serius yang langsung membuat keadaan yang semula hangat dan penuh tawa berubah menjadi sedikit canggung.

"Taehyung bener, gaes. Tapi kalian juga gak usah kaku-kaku amat diskusiinnya. Santai aja, tapi fokus sama masalah yang dibicarakan." Timpal Namjoon.

"Oiya, terkait gelang keluarga Jeon yang ditemukan Seokjin hyung di deket dispenser, itu kira-kira punyanya Jimin atau duplikat?" Taehyung bertanya pada teman-temannya.

"Mungkin punyanya Jimin hyung, kan inisialnya 'J'. Selain itu, keduanya sama-sama dari keluarga pebisnis. Hal wajar sih kalau pebisnis itu melakukan kerja sama, ditambah lagi Jungkook hyung dan Jimin hyung itu berasal dari daerah yang sama, Busan. Dan mereka juga sudah saling kenal sebelum mereka ketemu di sini". Balas Hueningkai.

"Tapi kayaknya bukan, deh. Gue sama Jimin hyung tuh udah temenan sejak SMA. Jika emang keluarga kami melakukan kerja sama dan Jimin hyung mempunyai gelang itu, kanapa sejak kami kenal gue gak pernah liat dia memakai gelang itu? Bahkan saat bertemu lagi di sini pun gue gak pernah liat Jimin hyung make gelang itu." Sahut Jungkook.

Do or Die | BTS TXT (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang