Badai

1.6K 143 0
                                    

Ucapan Herman sama menggelegarnya dengan petir di tengah musim panas. Renata terguncang dengan pernyataan tegas dari mantan atasannya. Ia segera menghubungi Reno mencari tahu apakah ada kemungkinan waktu mereka bisa bertemu.

“Kamu maunya dimanah?” tanya Reno lembut. Nada suaranya selalu menyejukkan di telinga.

“Kamu di manah?” Renata balik bertanya.

“Aku lagi di apartemen. Nanti sore baru masuk kerja. Jadi dimanah?”

Renata ingat apartemen Reno dan Jonatan di satu tempat, tetapi dia tidak ingin merepotkan Reno, waktunya pria itu beristirahat, dia sudah cukup merepotkan.

“Aku main ke apartemen kamu nggak apa-apa?”

“Apartemen aku lagi berantakan banget, malu sama pacar aku!”

“Sayang, aku ini suka sama kodok rawa loh.”

“Kodok lagi diomongin. Ok, aku tunggu, jangan ninggalin senyuman manis kamu di sana.”

Renata cengar-cengir sendiri sembari mematikan ponsel. Entah dia tidak pernah merasakan hati berbunga selama satu dekade ini. Dia menghapus semua dandanya, hanya memakai baju kaus putih, jaket abu-abu kusam dengan celana jeans dan sepatu kets putih.

Lima belas menit kemudian menggunakan ojek, dia sampai di apartemen.

Reno tampak santai dengan baju kasus putih dan celana pendek selutut, dia sudah membentangkan kedua tangannya lebar-lebar ketika membuka pintu. Renata menyosor masuk dengan menduduk di bawah tangan Reno.

“Kelinci!” omel Reno, “ngeselin tahu ....” belum selesai dia bicara Renata menubruk tubuhnya, lantaran gadis itu mundur.

“Aku pamit.”

“Kenapa lagi sih?”

“Tempat kamu bersih banget tahu, nggak cocok sama aku yang biasa berendam dalam kubangan.”

Reno melingkarkan tangan di bahu Renata menyeretnya masuk.

“Hari ini kamu pasti kangen banget sama dokter ganteng ini sampai ngotot pengen ketemu.”

“Aku nggak kangen sih, semalam kan baru ketemu, bosan juga.”

Tangan Reno tersilang di dada, matanya kembali mengecil seakan ingin memancarkan laser menembak kekasih paling menyebalkan di dunia.

“Yaa, ngambek. Aku makin cinta. Kamu tampan banget sih kalau lagi cemberut. Sini peluk!”

“Nggak mau!” Reno berpaling.

Renata mendekat lalu memeluk Reno dari belakang. “Maaf deh, apa yang bia aku lakukan sebagai penebusan, Tuan Muda?”

Reno menunjuk pipinya genit.

“Aku nggak tega nampar kamu!” Renata melepaskan pelukannya dengan wajah shock berat.

Reno memutar tubuh Renta menjadi menghadap wajahnya lalu memberikan kecupan lembut di kening sang gadis.

“Aku mau bicara serius,” ucap Renata, dia memeluk Reno erat, menempelkan telinganya ke dada bidang Reno.

“Kita baru jadian, masa udah putus aja?” sentak Reno.

“Bukan!” Renata melepas pelukannya, melemparkan diri ke sofa biru tua.

Reno ikut duduk di sebelahnya.

“Aku sekarang lagi tertekan.” Renata membenamkan kepalanya ke dalam lipatan tangan.

“Kenapa?” Reno menepuk kepala Renata pelan.

𝙊𝙝 𝙂𝙊𝙙, 𝙃𝙚'𝙨 𝙈𝙮 𝙀𝙭 ( 𝙀𝙉𝘿)Where stories live. Discover now