25. 👑Fire On Fire👑

5.6K 297 16
                                    

Note Penting❗: Jadi para readers ku yang budiman, sebenarnya untuk chapter 21-23 yang aku up di Karya Karsa itu lumayan berpengaruh penting sama jalan cerita WDMA, kalau kalian nggak baca jangan heran jika ceritanya terkesan jump to the other side. Beda sama part-part Explicit Content yang aku upload di Karya karsa untuk beberapa part yang memang isinya cuman adult dan maturenya aja. Supaya ngga sembarangan anak kecil bisa baca hehe. Kalau kalian mau paham 'kok begini kok begitu' kalian bisa baca aja part yang aku publish di Karya Karsa. Kalau ngga merasa terganggu sama jumping chapter juga ngga apa.

So, happy reading


Tengah malam Alex dan Dante dipusingkan oleh kabar bahwa mobil Dev mengalami kecelakaan. Parahnya, keberadaan Dev tidak diketahui. Sialnya satu-satunya alat pelacak yang berada ditubuh Dev juga tidak dapat menunjukan keberadaan Dev. Dante hampir dibuat gila dengan permasalahan ini.

"Bagaimana bisa Dev seceroboh ini. Meninggalkan cincin pelacak yang kau buat?" Tanya Alex tak habis pikir.

Dante mengangkat kepala, "Mengapa bertanya padaku, ya mana aku tahu. Dev menjadi sebodoh ini karena masalah cinta. Aku berharap si bodoh itu tidak sedang dalam masalah. Semoga saja."

Alex menipiskan bibirnya. "Farrel, hubungi Rodrigues untuk datang secepatnya kesini." Perintah Alex pada Farel. "Dan juga tolong kamu handle masalah ini agar tidak sampai go public. Tidak tahu akan seburuk apa jika media tahu bahwa Dev tengah hilang."

Farrel mengangguk mantap dan meninggalkan ruangan untuk melakukan perintah Alex. Di sisi lain Dante tengah berusaha keras melacak keberadaan Dev dengan meretas CCTV lalu lintas. Kemungkinan sangat kecil bisa menemukan Dev dengan cara seperti ini. Mengingat hujan lebat mengguyur kota hingga menghalangi kemampuan tangkapan video kamera CCTV, namun tak ada salahnya untuk mencoba.

"Alex suruh beberapa orang menyelidiki beberapa tempat terdekat dengan jalan ditemukannya mobil Dev. Atau sekiranya tempat yang jauh dari keramaian kota." Perintah Dante dengan jari masih sibuk menekan keyboard MacBook dengan cepat.

"Sudah ku urus masalah itu. Kita hanya perlu menunggu kabar masuk." Terang Alex.

Dante menganggu, "Good"

"Ucapan Adelardo itu benar-banar mempengaruhi Dev. Sebenarnya aku merahasiakan satu hal pada kalian." Alex angkat bicara setelah beberapa menit hening.

Dante yang akan menekan tombol enter terhenti dan menatap Alex dengan alis terangkat. "Apa yang tengah coba kau ucapkan Alex."

Alex membuang muka enggan menatap Dante, "Kau boleh saja menganggap ucapanku bualan. Tapi, sebelumnya saat aku di bandara untuk mengunjungi Paman Marcus. Aku melihat seseorang." Ujar Alex menggantung.

Dante yang kesal kemudian menekan enter secara kasar dan meletakkan MacBook-nya yang tengah memperlihatkan tulisan kecil berwarna hijau dengan background hitam—membiarkan proses meretasnya tetap berjalan.

When Devil Meet AngelWhere stories live. Discover now