[21+]
Kita adalah pekat dalam gelap sang malam,
Saling menyakiti dengan cara mendalam,
Dengan dalih sebuah rasa bernama dendam,
Yang menghancurkan layaknya godam,
Kau dan aku selalu tersekap,
Tanpa mau bersikeras mengungkap,
Apa yang seharusnya tela...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Tujuh belas tahun yang lalu.
Bergamo, Italian.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Gurat amarah amat kentara pada wajah seorang adonis bernama Marcus Wellington ketika dengan netranya sendiri ia tengah menatap tubuh istrinya yang tengah telanjang dengan seorang pria diatas sebuah kasur. Kemurkaan itu tak sampai disana ketika Marcus mendapati beberapa uang tunai berserakan dilantai bersama dengan baju sang istri.
"What are you fucking doing Marcelina Marrucew. Are you trynna be a bitch?" Seru Marcus menggelegar membuat kedua sosok telanjang itu terbangun dari tidurnya.
Seketika pemilik nama yang diserukan dan pria disampingnya tersentak kaget. Namun, keduanya masih dalam kondisi linglung untuk mencerna apa yang terjadi.
Wanita bernama Marcelina itu menatap suaminya bertanya. Saat mendapati raut murka sang suami, Marcelina mengarahkan tatapannya pada tubuhnya dan seketika jantungnya seakan berhenti berdetak.
She is naked!
Marcelina dengan secepat kilat mengambil selimut disampingnya dan matanya lebih terkejut mendapati seorang pria telanjang disampingnya. Pria itu memegang kepalanya dengan tangan sedikit meremas rambut berantakannya.
"Jadi se-hina itukah dirimu Marcelina? Kau semakin liar dan menjadi jalang demi tumpukan uang sialan ini?" Ujar Marcus seraya menendang tumpukan uang itu hingga berhamburan.
Marcus memegang kepalanya dengan kepalan tangannya, "apakah kekayaanku kurang hingga kau melacurkan diri. Apakah menjadi seorang ibu tak bisa menghentikan kegilaanmu?"
Marcelina berdiri dan menghampiri Marcus. Namun, karena diliputi amarah Marcus mendorong Marcelina dan menghampiri pria yang tengah linglung—seperti orang mabuk. Tanpa berpikir panjang Markus melayangkan sebuah bogem mentah pada pria itu. Seakan tersengat listrik pria itu sedikit mulai mendapat konsentrasinya.
Marcus tak memberi jeda untuk setiap serangannya. Tapi, pria itu mencoba membela diri dengan menampik pukulan yang dilayangkan Marcus.
Marcelina berdiri lantas bergegas memakai pakaiannya dan menghampiri Marcus.
