37. 👑 It's About You👑 [END]

3K 66 5
                                    

H a p p y • r e a d i n g
____________________________________________

Angela mengerang dalam tidurnya. Ia mengusap perutnya yang membuncit. Demi Tuhan! Ia baru menyelesaikan kegiatannya dengan sang suami satu jam yang lalu tapi anaknya seolah tak ingin ia terlelap. Gerakan dan tendangan dapat Angela rasakan muncul dari dalam perutnya secara brutal.

"Baby, mommy mohon tenanglah ya." Suaranya lembut, nyaris seperti berbisik. Suaranya hampir habis karena aktivitas tadi yang membuat ia meneriakkan nama sang suami dengan leguhan-leguhan panjang membuat tenggorokannya sakit. Ingin minum tapi pinggangnya sakit. Sakit semua, bahkan perutnya juga. Sang bayi didalam sana tak menggubris intruksinya.

Angela mengerjap, menolehkan kepala kebelakang dan dilihatnya Dev terlelap dengan selimut yang melorot sebatas pinggul.

"Bayi-bayi kecil. Kalian tak mendengar mommy? Tidurlah di dalam sana, mommy juga mau tidur. Besok, besok mommy janji kita akan main, kalian boleh aktif setelah mommy bangun." Agaknya suara Angela sedikit meninggi.

Tendangan yang diberikan calon bayinya membuat Angela sedikit kesulitan. Jika pada trimester pertama ia tak mengalami gejala yang menyusahkan seperti muntah dipagi hari, kini Angela sering sekali merasakan tendangan pada perutnya. Bukan marah, hanya saja Angela sedikit sedih. Bagaimana bisa bayinya yang ia kandung, ia bawa kesana kemari, saling berbagi detak jantung, darah, dan makanan lebih menurut pada Daddy-nya. Ya, Sungguh hanya bahkan dengan sentuhan tangan Dev, calon bayi mereka yang ada dalam perut Angela bisa diam dan tenang. Demi Tuhan rasanya Angela mau menangis saja. Angela tidak mau dibully oleh anak dan suaminya kelak. Bayinya harus mirip dengannya, harus berada dikubunya kalau bisa. Astaga bocah sekali pemikirannya.

"Kau terbangun lagi?" Suara serak dan dalam menginterupsi pemikiran Angela.

Angela menengok, ia cemberut. "Bayi bayinya tidak bisa diam Dev. Aku sudah membujuk mereka. Aku lelah sehabis melayanimu, pinggangku sakit, pinggulku juga, tenggorokan kering dan aku haus. Tapi little beans tak mendengarkan aku." Adu Angela pada sang Ayah little beans mereka dengan bibir mengerucut.

Dev antara ingin tertawa dan mengerang kecut. Dev tadi terlalu larut dalam kubangan gairah hingga melangsungkan kegiatan panas mereka dengan durasi yang agaknya cukup lama. Tapi sungguh, raut cemberut sang istri di sebelahnya tak bisa ia lewatkan. Tapi, Dev mengalah, ia beranjak dan mengambilkan air. Memberinya pada Angela setelah ia dudukkan tubuh lemas sang istri.

"Little beans, mommy sedang lelah, dia perlu istirahat. Kalian tenang-tenang didalam sana okay." Ajak Dev mengobrol dengan perut Angela. Tangannya mengusap-usap perut buncit Angela.

Angel menelan air dengan susah payah dan setelah tandas ia membuka mulut tercengang. Kan! Bayinya tidak bergerak brutal. Mereka diam dan hanya sedikit bergerak tenang. Sedikit isakan lolos dibibir Angela.

"Lihat Dev. Mereka hiks diam. Mengapa mereka pilih kasih. Denganmu menurut, dan dengan ku? Hiks seolah mereka ingin memusuhiku. Aku kan mommy mereka, harusnya mereka menuruti aku, iya kan? hiks."

Dev tak bisa menahan tawa, ia akhirnya melepaskan kekehannya. Sambil tangannya menyeka sudut mata Angela yang basah. Selain menjadi lebih barbar dalam urusan ranjang, Angela juga semakin mirip anak bayi tingkahnya. Bagaimana Dev menjelaskannya, bayi yang tengah mengandung bayi mungkin?

"Lihatlah baby, mommy kalian cemburu pada daddymu. Kalian dalam kandungan saja sudah mendapatkan cintanya. Oh, beruntungnya kalian." Puji Dev pada sang calon anak. "Jadi, jangan mengusili mommymu. Baik-baik disana dan dengarkan mommymu. Jika ingin menjahilinya, kelak jika kalian sudah keluar dan besar, Daddy pasti mengajak kalian beraliansi menggoda mommy. Setuju?" Jahil Dev menggoda sang istri.

When Devil Meet AngelWhere stories live. Discover now