Prolog

15.4K 631 4
                                    

H a p p y | r e a d i n g

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

H a p p y | r e a d i n g


Seorang perempuan cantik tengah meronta mencoba melepaskan borgol yang membelenggu kedua tangannya pada kursi seraya menahan kaku di mulutnya yang tersumpal saputangan.

Sedang di hadapannya seorang pria duduk angkuh bersandar sembari menikmati usaha perempuan itu untuk lolos.

Ia memutar dengan gerakan statis ujung revolver yang kini berada di genggaman tangannya.

"Sudah cukup letih, atau kau masih ingin melanjutkan—" Pria itu berdiri menenteng senjatanya dan berjalan mendekat.
"—usaha sia-sia mu ini, My Angel." Bisiknya seduktif, tepat di samping telinga sang perempuan.

Pemilik nama terkejut, darimana pria di hadapannya bisa tahu namanya jika sebelumnya ia merasa tak pernah mengenal pria itu.

"Emmh." Perempuan bernama Angela itu mencoba berbicara. Sialannya terhambat dengan saputangan yang tersumpal di mulutnya.

"Sangat ingin berbicara?" Pria itu bertanya dengan suara mengejek. Selanjutnya, pria itu melepaskan kaitan saputangan di belakang kepala Angela. Perlahan namun pasti saputangan itu mengendur dan mengumpul di leher jenjang si perempuan.

"Siapa kamu?" Sergah Angela pertama kali saat mulutnya terbebas.

"Hanya sebagian kecil dari jutaan pembencimu."

"Gila, kamu orang gila! lepaskan aku!" Teriak Angela dengan meronta keras, abai dengan rasa sakit yang mendera di sekujur tubuhnya.

"No, aku tidak menangkap dirimu hanya untuk kulepaskan setelahnya."

Angela dapat merasakan moncong revolver yang digenggam pria itu menyingkap baju di bahunya, mengekspos daerah tulang selangkanya yang tampak putih pucat.

"Lepaskan aku! Apa yang coba kau lakukan!" Berontak Angela kesusahan.

"Hanya melakukan apa yang harus aku lakukan."

Pria itu menyapukan tangan berototnya, menjelajah di sepanjang tulang selangka telanjang Angela. Jari jemari itu menghantarkan sengatan pada saraf-saraf Angela. Seketika gelenyar itu seakan memporak porandakan kesadarannya hingga tanpa sadar mata Angela terpejam rapat.

Gelenyar aneh yang berhasil membuat nyali Angela menciut.

Sungguh ia takut.

"Menikmati bukan?" Sinis pria itu. Alis tebalnya menukik tajam, bibir seksinya melengkung ke bawah. Sedang rahang kokohnya menegang dan menghasilkan bunyi gemeretak yang mengintimidasi.

"Cuih menjijikan!" Pekik Angela seraya meludah ke samping—mencoba unjuk keberanian.

Geram dengan reaksi yang ditunjukan oleh Angela, pria itu sontak meraih rahang tirus milik Angela agar perempuan menoleh. Mengunci tatapan mata Angela dengan iris mata pria itu yang kelam dan penuh dengan amarah.

"Kalau begitu ku tunjukkan padamu apa itu definisi menjijikan yang sesungguhnya." Pelan, dalam, dan mencekam. Ucapan pria itu seakan gemuruh badai yang siap menghancurkan Angela tanpa sisa.

"Argh..." jeritan Angela menggema kala dengan kasar pria itu membanting tubuhnya pada kasur king size yang ada di ruangan tempat ia tertawan.

Srekk.

Gaun pastel selutut Angela koyak dengan sobekan yang cukup panjang. Hingga mampu memperlihatkan bra merah yang terlihat mencolok pada putihnya kulit sang empu.

"Let's start this game." Pria itu berujar parau dan serak. Bagaikan ombak yang mampu menggulung Angela pada pusaran yang dalam, mencekam, dan penuh kehampaan.

'Apakah ini akhir hidupnya?'Batinnya bertanya.

***
Tbc

Jum'at, 5 Juni 2020
QueenDarkest

Jum'at, 5 Juni 2020QueenDarkest

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
When Devil Meet AngelWhere stories live. Discover now