11. 👑Tell Them👑

7K 404 21
                                    

____________________________________________"Seorang yang jahat ialah orang yang tersakiti

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

____________________________________________
"Seorang yang jahat ialah orang yang tersakiti. Namun, tak pernah terobati."
____________________________________________

Alex dan Dante terkejut dengan kedatangan Dev diruang penyiksaan. Yang paling mengejutkan adalah banyaknya noda darah yang melekat pada setelan kemeja yang tengah Dev kenakan.

Dev melangkah mendekat pada Dante yang tengah memasukkan amunisi pada pistol yang sedang ia pegang. Kemudian Dev mengambil alih pistol Dante, dan mengarahkan pada pria yang kini terikat pada tiang besi—pria yang merupakan kaki tangan Jack.

"Biar aku yang menyelesaikannya. Sampai mana tadi kalian memberi pelajaran?" Tanya Dev. Tangannya yang memegang pistol menggulung lengan kemeja miliknya hingga siku.

Alex berdiri dari duduknya dan mendekati Dev, "kenapa kau penuh noda darah. Siapa lagi kali ini Dev." Tanya Alex tanpa menjawab pertanyaan Dev.

Dev hanya memandang sebentar Alex lantas menjawab, "Tetap orang yang sama."

Alex menggeram, "Sudah kubilang jangan terlalu menyakiti wanita itu Dev."

"Wow Alex. Mengapa kesannya kau memberi perhatian lebih pada istri Dev." Seru Dante yang mendengar jawaban Alex, ia tak memerdulikan lagi pistolnya yang tengah berada digenggaman Dev.

Alex mengendikkan bahu acuh tak acuh, "Entahlah aku merasakan hal yang aneh dengannya. Sosoknya tak asing bagiku."

Dev sontak menoleh pada Alex. Matanya menyorot tajam, "Jelaskan maksudmu."

"Ketika aku menghadiri acara pernikahanmu dengannya, aku melihat dia disana berdiri denganmu memasang senyum. Senyum dan wajahnya itu mengingatkanku dengan seseorang, terasa familier bagiku." Jelas Alex pada Dev.

Dante menghentikan pembicaraan, "Oh oke dude. Kita selesaikan saja bedebah satu ini oke? Lupakan dengan istri Dev itu."

Dev mengalihkan tatapannya pada pria yang tengah terikat itu. Dev berjalan kearah meja di sofa dan mengambil segelas martini. Tepat saat Dev berada didepan pria itu, ia mengguyur muka pria itu yang sudah tak berbentuk lagi akibat ulah Alex dan Dante.

"Argghh,," Pekik pria itu nyaring. Rasa perih menderanya ketika minuman keras itu menyentuh setiap luka di mukanya.

Dev terkekeh penuh kemenangan ketika teriakan pria itu menyapa gendang telinganya.

"Sudah siap menyapa sang penciptamu?" Tanya Dev pada pria itu. Si pria hanya mendelik penuh berang. Rahangnya tampak mengetat. Hal itu tentu menjadi hiburan bagi Dev.

"Silahkan bunuh aku. Tapi persiapkan dirimu menghadapi rajanya Black Moon Mafioso. Kau tak akan berkutik lagi bocah tengik." Ujar pria itu berani. Hal itu tentu membuat alis Dev menukik tajam.

Dev mengeluarkan sapu tangan dan mengelap pistol yang ada di genggamannya dengan gerakan pelan dan elegan, "Persetan dengan mereka. Aku hanya perlu melenyapkan brengsek sepertimu dahulu."

When Devil Meet AngelWhere stories live. Discover now