13. 👑Sick Man👑

7.1K 344 11
                                    

Angela menatap sekitar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Angela menatap sekitar. Hanya ada berkas putih mengelilingi pandangannya, tampak seakan tak memiliki ujung. Angela mendadak terjebak linglung. Ia masih terpaku ditempat ia berdiri, seakan jiwanya takut jika ia bergerak seinci pun ia akan terjerumus dalam lubang yang tercipta dalam pemikirannya. Semua sunyi senyap, bahkan hembusan nafasnya seolah tak mampu ia dengar.

Mendadak suara tawa seorang anak terdengar mengalun indah. Begitu dekat seakan diserukan tepat di gendang telinga Angela. Angela lantas menoleh pada sekitar, tetap sama—hanya berkas cahaya putih yang menyilaukan pandangannya. Tawa itu begitu menenangkan, seperti tawa itu diciptakan memang untuk di dengar oleh indera pendengarnya.

Terlarut pada tawa itu perlahan mata Angela menyilau, ia seakan tertarik pada sebuah ruangan gelap hingga memaksa netra miliknya mengerjap. Angela mendapati seorang anak kecil berkisar usia lima tahun tengah meringkuk bersembunyi pada sebuah almari tua dengan raut ketakutan.

Potret itu begitu menyayat hati Angela.

Angela mencoba mendekat dan bertanya, "Ada apa? Mengapa kau terlihat begitu ketakutan."

Namun alis Angela mengerut saat netra anak itu tak menatap dirinya. Seolah keberadaan Angela disitu hanyalah semu belaka.

Tatapan mata bocah itu justru mengarah pada sisi belakang Angela. Sontak Angela pun berputar badan dan mendapati seorang pria menghampiri anak itu dengan raut penuh amarah. Gurat penuh ketegangan menghiasi dahi dan juga otot lengannya.

Pria itu datang dengan langkah lebar dan mencekik bocah kecil itu tanpa ampun. Tentu saja anak sekecil itu hanya bisa meraung dan mengeluarkan air mata.

Angela yang melihat hal itu berlari dan menggapai jemari sang pria. Mencoba melepaskan cekikan yang membuat bocah kecil itu kehilangan nafas, "Hentikan, sakit. Kasihan anak itu." Teriak Angela masih terus mencoba melepas kaitan.

Lagi-lagi keberadaannya hanyalah semu, pria itu masih mencekik bocah itu dan tertawa nyaring. "Haha, semua orang berkata bahwa putra kebanggaanku adalah seorang perempuan. Mereka gila. Aku hanya punya putra bukan putri." Seru pria itu.

Angela tercekat, seakan penderitaan dan sesak yang dirasakan bocah itu tersalur padanya.

Ia merasa bahwa sakit itu adalah miliknya.

Saat Anak itu perlahan mulai kehabisan nafas, pria sebaya dengan pria yang mencekik bocah datang menendang punggung pria itu hingga cengkeraman tangan sang pria terlepas.

"Hentikan tuan. Anda hampir membunuh anak anda, darah daging anda!"

Pria yang tadi mencekik bocah itu tertawa seperti orang gila. Tawa itu semakin kencang saat netranya melihat putranya tergeletak lemas dilantai.

When Devil Meet AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang