35. 👑Good News👑

4.3K 248 6
                                    

H a p p y | r e a d i n g

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

H a p p y | r e a d i n g

Dev menggelengkan kepala melihat tingkah Angela. Wanita itu sibuk sekali dengan acara tv dimana makhluk kotak berwarna kuning tengah melompat-lompat kesana kemari.

"Apakah kau tidak bosan Angela. Dari tadi kau mengacuhkanku."

"Dev jangan ganggu aku dulu oke. Kau sudah aku urus dari tadi. Sekarang giliranku mengurus diriku sendiri."

"Apa bagusnya kartun yang tengah kau lihat itu. Betapa tidak masuk akalnya ada laut di dalam laut."

Angela menatap suaminya. "Itu bagian dari kreativitas Dev. Kau mana tahu."

"Kreativitas apa yang membodohkan seperti itu." Gumam Dev. Ia hanya ingin bermanja dengan Angela. Bukan menonton tontonan anak kecil.

"Dev lebih baik diam atau kau pergi dari sini." Pinta Angela dengan suara paraunya. Nyaris menangis. Suaminya itu tidak bisa apa membiarkan dirinya puas menonton. Kenapa harus merecokinya disaat seperti ini.

"Aku tidak berniat merecokimu. Aku hanya..itu..sejujurnya aku hanya ingin kau membuatkan aku salad." Dev menjawab dengan gagap.

Angela menghembuskan nafas. Mencoba menenangkan dirinya agar tidak marah. "Kan ada maid Dev. Minta dulu pada mereka. Atau kau bisa membiarkan aku menyelesaikan acara menontonku dulu, nanti aku buatkan."

Dev menggeleng cepat, menelusupkan kepalanya di ceruk leher Angela. "No, aku ingin kau membuatnya dan itu sekarang."

"Sekarang?" Beo Angela.

"Iya saat ini juga."

Angela benar-benar mau menangis. Mengapa mereka sama-sama punya keinginan diwaktu yang sama pula.

"Aku rasanya ingin menangis sekarang." Ucap Angela berkaca-kaca.

Dev diliputi gundah. Bagaimana ini, ia ingin salad tapi tak ingin Angela menangis. Dengan berat hati ia mengalah.

"Sudah sudah jangan menangis. Baiklah lanjutkan menontonnya. Masalah saladnya aku atasi sendiri." Jawab Dev menenangkan. Angela pun mengangguk setuju. Ia kemudian memusatkan kembali pandangannya pada televisi. Jangan bilang ia egois, tapi hanya kali ini ia benar-benar ingin menyelesaikan acara menontonnya.

Senyuman telah terbit lagi di wajah Angela. Dev terkekeh. Istrinya kenapa dimatanya terlihat seperti anak kecil? Benar-benar menggemaskan.

Dev beranjak dan menuju dapur.

Sesampainya didapur ia hanya menggigiti kukunya. Astaga, keinginan sialan! Kenapa Dev jadi ingin makanan putih menjijikkan itu. Seingatnya ia tak suka dengan mayonnaise. Dan saat ini ia justru ingin salad?

Akhirnya Dev melangkah menuju kulkas dan mengambil buah yang sekiranya cocok dijadikan salad. Semua yang menurut Dev menggugah selera ia ambil dan menaruhnya dimeja pantry.

When Devil Meet AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang