10. 👑Shoot and Fall👑

7.2K 404 7
                                    

____________________________________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

____________________________________________

"Setidaknya dengarkan saat ada seseorang yang menegurmu. Sebab tiap katanya hanya untuk memperingatkanmu."
____________________________________________

"Kau sudah tampak lebih sehat." Ucap Dev melangkah mendekat pada Angela yang kini berdiri di balkon mansion.

Angela menoleh, mendapati Dev disampingnya. Pakaian pria itu tampak rapi, lengkap dengan dasi yang menggantung sempurna. Angela mengalihakan pandangannya karena muak.

"Jika aku sudah sehat mau apa? Menyakitiku lagi?"

Dev mendekat, meraih anak rambut Angela yang bergerak menghalangi wajahnya dan menyelipkan dibelakang telinga, "Jangan bertanya hal yang jelas sudah kau ketahui my Angel. Aku bukan orang yang sabar."

Angela menggeram marah, Dev terlalu kejam. Bahkan ia hampir lenyap dan ia tak mempunyai rasa bersalah barang setitikpun. Ah, Angela lupa. Rasa bersalah hanya untuk orang berhati. Bukan iblis layaknya pria di sampingnya.

Angela menutup mata, mencoba meredam segala amarah dan kekesalannya. Meletakkan segala perasaan menyesakkan di sudut hati dan pikirannya, menumpuk dan membiarkannya berkembang. Hingga kelak, jika ia memiliki kesempatan untuk membalas segala kekejaman Dev. Maka ia hanya perlu membuka ingatan dan segalanya akan lebih mudah. Kemudian sekelebat rasa penasaran singgah padanya.

Angela memutar tubuh menghadap Dev, "Apa yang terjadi padaku, Dev?"

Dev menaikkan satu alisnya, "Bicara yang jelas."

"Apa yang terjadi padaku. Kenapa aku merasa perasaan kehilangan yang begitu menyesakkan. Jawab aku Dev!"

"Kau kehilangan kehormatanmu."

"Tidak, perkara itu aku tau. Kau mengambilnya paksa dariku. Tapi ini berbeda, perasaan hampa dan kosong."

Angela berkeras. Bukan karena ia kehilangan keperawanan karena Dev. Ini lebih dari itu.

"Jawab dengan jujur. Apa yang telah kau lakukan padaku hah! Apa yang kau ambil lagi dariku?"

Dev menoleh dan menampilkan senyum kemenangan, "Kau kehilangan calon bayimu."

Degh.

Bagai disambar petir Angela mematung. Kenyataan itu seakan menghantam tepat diulu hatinya. Lebih perih dari sekedar siksaan yang selama ini ia dapat, baik dari Jack maupun Dev.

Kaki Angela melemas, ia hampir limbung jika bukan karena tangannya yang bertumpu pada pembatas balkon.

Sungguh seburuk itukah ia hingga Tuhan memberi rasa sakit yang tak terkira? Biarpun anaknya itu berasal dari benih Dev, tapi sungguh kehilangan itu begitu nyata. Namun, apa yang didapati oleh Angela. Hanya tampang puas yang ditampilkan Dev. Kenyataannya pria itu berhasil. Melukai Angela begitu parah.

When Devil Meet AngelWhere stories live. Discover now