37. MASA LALU RAIN

602 69 0
                                    

HAPPY READING♥

"Nggak! Jangan tinggalin aku! Aku nggak mau kamu pergi!"

"Jangan pergi! Ethannn!"

Rain terbangun dari tidurnya. Dadanya naik turun. Napasnya tersengal-sengal. Kemudian pintu kamarnya terbuka memperlihatkan Rina dan Sarah dengan wajah paniknya.

"Sayang kamu kenapa? Cerita sama Nenek sama Mama kamu," ucap Rina sembari merapikan surai Rain yang berantakan. Sedangkan gadis itu masih bergeming dengan tatapan kosong lurus ke depan.

"Kenapa, Nak? Kamu mimpi buruk?" Kini giliran Sarah yang bertanya. Namun, masih tak ada jawaban.

Sepasang mata Rain lama-kelamaan meneteskan cairan bening. Rain menangis. Rasa sakitnya yang dulu sudah ia kubur dalam-dalam kembali muncul bersama sosok Ethan yang kini kembali hadir di hidupnya.

Jujur, dulu Rain sulit sekali melupakan Ethan. Ia sempat mengalami penurunan berat badan hanya karena memikirkan laki-laki itu. Setiap hari hanya menangis dan menangis. Dulu hidupnya sangat menyedihkan saat Ethan pergi meninggalkannya.

"Rain mau cerita sama Mama dan Nenek?" tanya Sarah lembut.

Rain menggeleng membuat Sarah menghela napasnya. Ia tidak tahu kenapa putrinya seperti ini. Ia juga khawatir dengan Rain yang sedari tadi hanya diam tak bersuara saat ditanya.

"Yaudah kamu tidur lagi. Nenek sama Mama kamu keluar dulu," ucap Rina lembut sambil menuntun Rain ke posisi tidurnya tadi. Rina juga menarik selimut Rain agar tidak kedinginan.

Setelah Rina dan Sarah keluar, Rain masih diam dengan pandangan kosong menatap langit-langit kamarnya.

"Jangan lagi," gumamnya lirih.

                                  ✥✾✥

Hari ini jam istirahat Rain gunakan untuk melamun di rooftop. Ia ingin menghirup udara segar dari atas sana. Untuk sejenak ia ingin terlepas dari masa lalunya.

Namun, kejadian itu masih tetap membekas dihatinya. Ia masih mengingat jelas dimana hari itu, Ethan pergi meninggalkannya. Ethan lebih memilih pindah ke luar negeri untuk menemani Nadia, anak dari rekan kerja Ayahnya.

Ayah Ethan tidak pernah menyukai hubungan Rain dan Ethan. Pria paruh baya itu lebih menyukai Ethan berhubungan dengan Nadia karena akan membawa keuntungan di perusahaannya.

Awal pertemuan dan perpisahan yang tidak pernah Rain duga sebelumnya membuat dirinya seperti mati rasa. Ethan dulu seperti separuh raganya. Seseorang yang selalu membuatnya tersenyum. Seseorang yang tidak pernah membiarkannya menangis. Hingga secara perlahan waktu merubah semuanya.

Nadia, gadis itu selalu berusaha membuat hubungan Ethan dan Rain merenggang. Berbagai macam cara dia lakukan untuk memutuskan hubungan mereka berdua. Terkadang Rain difitnah menyakiti gadis itu dan bodohnya Ethan selalu percaya pada Nadia.

Semuanya benar-benar berubah karena hadirnya Nadia. Ethan selalu membentaknya. Tak jarang pula dia berkata kasar di depan Rain. Waktu itu Rain sangat sedih akan perlakuan Ethan padanya.

Hingga suatu hari ia tak sengaja melihat Ethan sedang berdua bersama Nadia. Posisi mereka saling berpelukan. Mereka juga tidak menyadari adanya Rain di sana, seolah-olah waktu hanya milik mereka berdua.

Kedua bola mata Rain memanas. Tubuhnya sangat susah untuk digerakkan. Ia mematung di tempat dengan air mata yang sudah mulai mengalir. Ethannya benar-benar sudah berubah. Dia sudah tidak mencintai Rain lagi. Lantas apakah ia masih pantas menjadi pacarnya?

Sudah dua kali Rain menemukan mereka berduaan dengan tawa yang menghiasi wajah mereka tanpa memikirkan perasaan Rain. Untuk yang pertama, Ethan menjelaskan jika mereka hanya sedang disuruh orang tuanya untuk main bareng dan bodohnya Rain langsung percaya tanpa bertanya-tanya lagi. Rain bahkan memberikan Ethan kesempatan untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama lagi. Namun, untuk yang kedua kalinya? Ethan sudah menghianati kepercayaannya. Dia menghancurkan kesempatan itu.

Brittle [Tamat]Where stories live. Discover now