27. RAHASIA MASA LALU (1)

753 82 6
                                    

HOLLA SETELAH SEKIAN LAMA AKHIRNYA AKU KEMBALI XIXIXI. SEBELUM BACA, VOTE DULU YUK.

Hujan deras di luar membuat semua orang malas untuk pergi ke luar di hari minggu. Kebanyakan dari mereka memutuskan untuk tetap bergelung dengan selimutnya atau meminum cairan yang dapat menghangatkan badan.

Saat ini Rain sedang membuat coklat panas untuk dirinya sendiri. Ia meniup-niup pelan cairan yang dapat menghangatkan kerongkongannya itu kemudian meminumnya. Aktivitas meminum santainya terhenti ketika ia mendengar suara bentakan dari ruang kerja Kakeknya.

Karena penasaran, Rain memutuskan untuk mendengar lebih jauh apa yang sedang terjadi di dalam ruangan tersebut.

"Bodoh! Kamu bodoh Sarah!"

"Bisa-bisanya kamu membiarkan Brama menceraikan kamu!" Suara Jaya terdengar membentak dari balik pintu.

Rain berusaha mencerna kata demi kata yang dilontarkan Kakeknya barusan. Ia belum paham betul topik yang sedang dibicarakan oleh orang-orang di balik pintu ini.

"Dari dulu aku emang nggak pernah cinta sama Brama, Pak. Bapak sendiri yang maksa aku nikah sama dia setelah aku cerai dari Raga." Sarah menghela napasnya. "Aku nggak tahan lihat dia selingkuh di belakang aku sedangkan hidup aku dikekang sama dia. Buat apa aku pertahanin kalau nggak ada rasa cinta di antara kita?"

"Tapi Bapak sama Ayahnya Brama sudah bersahabat dari dulu. Selama ini beliau yang membantu perusahaan keluarga kita. Bagaimana jika nanti kamu cerai sama Brama? Perusahaan kita bisa kalah saing dari perusahaan lain, Sarah!"

"Ternyata dari dulu Bapak nggak  berubah. Yang bapak pikirin cuma perusahaan dan perusahaan. Bapak nggak pernah mikirin perasaan aku. Bahkan dulu saat Raga mengkhianati aku bukannya Bapak menghibur tapi dengan entengnya malah menyuruhku menikah lagi."

Raga menghianati Sarah? Entah kenapa Rain tidak percaya jika Papanya melakukan hal seperti itu pada Mamanya. Yang ia tahu Papanya adalah sosok pria yang baik, bukan pria yang suka menghianati seorang wanita. Pikirnya, pasti ada sebuah kesalahpahaman di antara Raga dan Sarah.

"Bapak cuma mau ka—"

"Apa? Bapak mau bilang biar hidup aku lebih baik? Nggak, Pak! Bukannya lebih baik tapi malah lebih buruk! Aku nggak pernah bahagia hidup sama Brama. Dia bukan laki-laki yang baik seperti Raga." Sarah bergetar menahan tangisnya.

"Raga lagi, Raga lagi! Dia udah menghianati kamu Sarah! Dia tidur dengan wanita lain, apa kamu lupa tentang fakta itu?"

Air mata Sarah luruh begitu saja. Ia memang membenci Raga namun jauh dilubuk hatinya yang paling dalam, ia juga masih mencintainya.

"Wanita itu? Sampai sekarang aku masih ragu jika dia wanita simpanan Raga ...." lirih Sarah. "Raga yang aku kenal nggak seburuk itu. Dia pria yang setia. Aku baru sadar jika waktu itu Bapak terus memprovokasi aku buat segera menceraikan Raga."

"Bapak, kan yang menyebabkan aku cerai sama Raga? Atau jangan-jangan Bapak juga yang membayar wanita itu agar berpura-pura menjadi wanita simpanan Raga?" Air mata Sarah benar-benar sudah tak bisa dibendung lagi. Ia tak kuat jika harus mengingat kembali kejadian pahit itu.

Plak!

Jaya menampar Sarah membuat bekas kemerahan dipipinya. Sarah terisak. Rain yang berada di balik pintu terkejut. Ia meraih gagang pintu hendak membuka pintu di depannya namun ia urungkan lagi ketika Sarah mengucapkan kalimat yang membuatnya ingin menangis sekarang juga.

"Bodoh. Selama ini aku bodoh. Aku nggak sempat dengerin penjelasan Raga dan lebih bodohnya lagi aku hanya menuruti perintah Bapak agar segera menceraikan Raga lalu menikah dengan Brama."

Brittle [Tamat]Onde histórias criam vida. Descubra agora