51. PERTEMUAN TERAKHIR

796 56 1
                                    

HAPPY READING♥

Kondisi Ethan semakin hari semakin memburuk. Baru beberapa hari yang lalu ia mengetahui fakta buruk tentang Rain yang koma lalu sekarang malah fakta tentang gadis itu yang mengalami kebutaan.

Saat pandangannya menatap kosong pada langit-langit rumah sakit, pintu ruangannya terbuka menampilkan Dokter Rafa atau Ayah dari Kevin yang berjalan menuju ke arahnya.

Tanpa menoleh terlebih dulu Ethan berujar,"Om andai Ethan nggak penyakitan pasti Ethan bisa donorin mata buat Rain."

Rafa tahu Rain sebab Ethan selalu bercerita tentang gadis itu. Semuanya Ethan ceritakan padanya karena dari Rafa, Ethan mengenal yang namanya kasih sayang seorang Ayah. Rafa sendiri juga telah menganggap Ethan sebagai anaknya. Selalu memperlakukan Ethan sama dengan Kevin yang notabene anak kandungnya.

"Kamu nggak boleh ngomong begitu. Sekarang lebih baik fokus saja sama kesembuhan kamu. Om yakin Rain akan segera mendapat pendonor mata karena orang tuanya pasti akan mengusahakan yang terbaik," ujar Rafa tenang.

Ethan terdiam cukup lama. Setelah beberapa menit barulah ia membuka suaranya lagi.

"Ethan pengin ketemu Rain untuk yang terakhir kalinya. Om bisa bantuin Ethan buat ketemu sama Rain?"

"Kamu—"

"Ethan mohon. Ethan udah nggak kuat lagi. Untuk kali ini Ethan minta tolong buat pertemukan Ethan sama Rain," mohon Ethan pada Rafa.

Semakin hari bukannya tambah pulih, tetapi sakit yang dideritanya malah semakin bertambah. Tubuhnya seperti sudah tidak mampu lagi menahan rasa sakit itu. Ethan ingin menyerah saja. Sepertinya sudah saatnya ia meninggalkan dunia yang kelam ini. Bahkan saat-saat seperti ini pun orang tuanya sama sekali tidak peduli.

Jika Ibunya mungkin masih memiliki kepedulian padanya. Namun, jika Ayahnya? Ethan sudah tidak bisa mempercayai laki-laki paruh baya itu lagi. Rasa benci selalu menyelimutinya setiap kali mengingat wajah sang Ayah.

Rafa menghela napas berat. Pada akhirnya ia hanya bisa mengangguk dan  berkata 'iya'.

✥✾✥

"Rain kamu makan, ya," bujuk Awan untuk yang ke sekian kalinya dan mendapat penolakan yang ke sekian kalinya pula.

Yang dilakukan Rain sedari tadi hanya diam tak bersuara. Terkadang akan menggelengkan kepalanya jika Awan berusaha membujuknya untuk makan. Bahkan saat Awan menjelaskan tentang kesalahpahaman pada foto waktu itu, Rain hanya mengangguk saja. Tidak memberikan respon lebih.

"Kamu percaya, kan kalau aku nggak mungkin melakukan hal seperti itu di belakang kamu?" tanya Awan memastikan.

"Iya," jawab Rain singkat.

"Kalau kamu nggak percaya kamu bisa tanya langsung sama Davira. Aku nggak pernah selingkuh di belakang kamu. Waktu itu Aku hanya sedikit menekankan ancaman sama dia karena dia ngatain kamu yang nggak-nggak. Aku nggak suka ada orang yang ngatain kalau kamu bukan cewek baik-baik. Karena di mata aku kamu itu perempuan yang sangat baik seperti Mama aku Rain," kata Awan panjang lebar. Hanya dengan Rain, Awan bisa menjadi sosok yang banyak berbicara seperti ini. Dengan orang lain tentu akan kembali pada sifat dingin dan datarnya.

Namun, lagi-lagi Rain hanya mengangguk membuat Awan bingung harus melakukan apa agar gadisnya bisa kembali ceria.

"Sekarang kamu makan, ya. Setelah ini ada seseorang yang harus kamu temui," ujar Awan mengingat permintaan Dokter Rafa tadi. Ya, Awan mengenal Dokter Rafa karena sewaktu SMP ia pernah ditolong olehnya.

Rain mengernyitkan keningnya. "Siapa?"

"Ada. Kalau kamu mau tahu syaratnya kamu harus makan dulu."

Brittle [Tamat]Where stories live. Discover now