13. BASKET

974 120 110
                                    

HAPPY READING

SMA Bhakti. Sekolah itulah yang menjadi lawan tanding basket dengan SMA Garuda. Acara pertandingan ini dilakukan untuk menjalin persahabatan antarsekolah.

Entah sebuah kebetulan atau tidak, SMA Bhakti adalah sekolah seorang Ethan Bramasta William. Dia kapten tim basket SMA Bhakti. Saat ini ia sedang berlatih bersama para anggota basketnya.

Keringat menetes dari pelipisnya. Ethan mengelap keringatnya kasar. Napasnya ngos-ngosan, belum stabil.

"Than, udahan atau lanjut, nih?" tanya Kevin. Dia melangkah pada Ethan setelah tadi berhasil memasukkan bola basketnya pada ring yang tersedia.

"Udahan. Kasian yang lain."

"Oke."

"Btw, lo udah tahu lawan kita kali ini?" lanjut kevin.

Ethan mengepalkan tangannya sembari berujar, "Udah. Lawan kita SMA Garuda."

"SMA Garuda? Sekolahnya si Awan, kan?" tanya Kevin seraya menoleh pada Ethan.

"Iya. Dia juga kapten basketnya." Ada nada tak suka saat Ethan mengatakan hal tersebut. Lagi dan lagi ia harus bersaing dengan orang yang paling tidak disukainya.

                              ✥✾✥

Rain melangkahkan kakinya mendekat ke taman dekat toko buku yang baru saja ia kunjungi. Ia baru saja membeli komik doraemon edisi terbaru.

Langit malam dengan angin yang berhembus pelan sangat menenangkan hatinya. Tadi ia telah berpamitan pada Neneknya. Kenapa tidak pada Mamanya? Karena wanita paruh baya yang masih terlihat muda itu telah sibuk bekerja di kantornya. Tidak peduli pada anaknya sama sekali.

Ia menghela napas sejenak. Ia berusaha terlihat baik-baik saja di depan semua orang. Iya itu harus dilakukannya, Rain tidak mau orang-orang melihat sisi lemahnya.

Rain bukan tipe gadis yang cengeng, ia tipe gadis yang terlihat kuat di depan semua orang. Namun siapa yang akan menyangka jika dibalik sifat kuat dan cerianya, ia hanya sosok gadis rapuh yang memendam semua kesedihannya seorang diri.

Sudahlah ia tidak mau memikirkan hal itu sekarang. Pandangannya terfokus pada kursi taman tepat dibawah pohon yang dihiasai lampu kelap-kelip. Ia mendudukkan bokongnya dikursi itu.

Ia mendongakkan kepalanya menatap langit malam, walaupun jam yang bertengger dipergelangan tangannya masih menunjukkan pukul delapan tetapi bintang dan bulan sudah bersinar terang seperti saat tengah malam. Pasalnya benda-benda langit tersebut biasanya akan terlihat jelas saat waktu hampir tengah malam, entah karena tertutup awan mendung atau memang tidak ada.

Senyum tipis terlihat dari gadis yang mengenakan sweater bergambar doraemon itu. Hatinya merasa tenang hanya dengan melihat bintang-bintang bertaburan juga bulan sabit yang menjadi pelengkapnya. Ia begitu lama menatap benda-benda langit tersebut.

Tanpa ia sadari seorang laki-laki jangkung duduk di sebelahnya. Dia tidak menimbulkan suara apapun hingga Rain tidak menyadari jika kini ada seseorang di sampingnya.

Laki-laki itu berdehem.

"Astaga!" Rain terlonjak kaget. Ia juga baru sadar jika ada seseorang di sampingnya.

Kenapa dia ada di sini? batin Rain mendengus kesal.

"Se-sejak kapan lo di situ? Ngagetin orang tahu nggak?!"

"Tadi," ujarnya santai.

"Lo kok bisa di sini? Ngikutin gue?" tanya Rain lagi.

"Nggak."

Brittle [Tamat]Where stories live. Discover now