38. AWAN, RAIN, DAN ETHAN

602 70 6
                                    

VOTE DULU YUK, BACA KEMUDIAN><

Gadis itu seperti kembali ke masa lalu. Dia menceritakan masa lalunya mulai dari pertemuan tak sengajanya dengan Ethan hingga perpisahannya yang sangat menyakitkan. Tanpa sadar Rain menceritakan hal tersebut dengan air mata yang sudah membentuk aliran sungai kecil dipipinya.

Di akhir ceritanya Rain tersenyum pada Awan meskipun air matanya masih mengalir.

"Gue harap lo nggak akan pernah ngerasain hal yang sama kayak gue. Lo orang yang baik. Dan gue yakin suatu saat nanti akan ada seseorang yang beruntung memiliki lo," ucap Rain.

Awan memperhatikan Rain dengan tangan yang terkepal. Ia tak menyangka Ethan sebrengsek itu. Bodoh sekali. Ethan sangat bodoh telah meninggalkan gadis baik seperti Rain.

Kemudian Awan melemaskan otot-otot tangannya. Awan bergerak menghapus sisa-sisa air mata Rain dan membawa gadis itu ke pelukannya. Awan tidak tahu harus berkata apa, sepanjang Rain bercerita ia hanya bisa menjadi pendengar saja.

Rain membalas pelukan Awan. Ia terisak didada bidang Awan. Ia merasakan kehangatan di sana. Rasa sakitnya sedikit mereda karena Awan.

"Makasih," ucap Rain dengan suara seraknya setelah beberapa saat.

"Buat?" Awan merasa ia tidak berbuat apa-apa. Namun, kenapa gadis ini berterima kasih padanya?

"Makasih udah mau jadi tempat berbagi cerita gue. Makasih udah mau jadi sahabat gue. Dan makasih udah-"

"Sama-sama," potong Awan lembut.

"Maaf."

"Buat apa lagi?"

"Maaf udah peluk lo. Takutnya nanti pacar lo marah," cicit Rain sembari tertawa kecil. Air matanya sudah tidak lolos lagi dari sudut matanya. Ini semua berkat Awan yang sudah membuatnya merasa lebih baik.

"Gue nggak punya pacar," balas Awan cepat.

Rain melepaskan pelukannya. Ia menatap Awan masih dengan tawa kecilnya.

"Beneran? Tapi banyak yang suka sama lo. Hampir semua penjuru sekolah kayaknya."

"Termasuk lo?" tanya Awan.

Rain yang ditanya seperti itu bingung mau menjawab apa. Ia menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. Rain merutuki ucapannya sendiri yang membuatnya berada di situasi seperti ini. Ia harus berkata apa?

"M-maksud lo?"

"Lo termasuk orang yang suka gue?" tanya Awan ringan meski jantungnya sudah tidak karuan.

"K-kenapa lo n-nanya kayak gitu?

Kini pembicaraan hanya diisi dengan tanya dibalas tanya tanpa ada jawaban. Keduanya malah berusaha untuk saling beradu tanya. Rain yang malu mengakui perasaannya dan Awan yang mencoba mencari setitik rasa cinta dari gadis itu.

"Gue kira lo punya rasa suka sama gue," lirih Awan yang masih dapat didengar Rain. Laki-laki itu beralih menatap ke depan tidak seperti beberapa detik yang lalu menatap Rain dalam.

Rain sendiri sangat terkejut mendengar Awan berucap seperti itu. Memangnya jika ia menyukainya apakah Awan juga dapat membalasnya? Memangnya Awan juga memiliki perasaan yang sama dengannya? Rain hanya takut. Ia takut jatuh cinta seorang diri. Ia juga masih takut untuk mencintai lagi. Rain sangat takut ditinggalkan oleh seseorang yang dicintainya. Ethan membuatnya trauma. Namun, sebagian dalam dirinya mengatakan jika ia harus menghilangkan ketakutan tersebut.

"Kalo gue suka sama lo emangnya kenapa? Terus kalo gue nggak suka sama lo juga kenapa?" Rain terkekeh. Dia pikir ucapan Awan barusan hanyalah sebuah lelucon untuk menghiburnya.

Brittle [Tamat]Where stories live. Discover now