46. AWAL MASALAH

584 61 6
                                    

ANNYEONG. AKU KEMBALI DENGAN SEJUTA KERINDUAN:V

YG VOTE DULU SBLM BACA, AKU DO'AIN SMG SEGALA URUSAN KALIAN SELALU DIBERIKAN KELANCARAN^^

****

Di antara semua kegiatan yang dilakukan teman-temannya, Rain lebih memilih berdiam diri sambil melamun di tengah-tengah keramaian yang diciptakan oleh penghuni kelas XI-IPA 1. Terkadang pula ia akan menarik dan membuang napasnya.

Dari tadi seperti itu saja, tidak ada yang menarik perhatiannya sama sekali. Bahkan lelucon yang dibuat Mamat, teman sekelasnya pun tidak berhasil membuatnya tertawa disaat teman-temannya yang lain tertawa terbahak-bahak. Mungkin bisa dikatakan selera humor Rain itu tinggi. Tidak receh.

Rain kembali menghela napasnya. Lalu ia membuka ponselnya saat dirasa ada sebuah pesan masuk. Tak lama kemudian Rain merasa jantungnya seperti berhenti berdetak. Pesan itu berisikan sebuah foto yang menyakitkan untuk Rain lihat. Di dalam foto tersebut terlihat Awan yang sedang menumpukan satu tangannya ke tembok dengan Davira yang berada dikungkungannya. Awan terlihat seperti akan mencium Davira. Foto diambil dari samping hingga memperlihatkan dengan jelas wajah Awan yang hanya berjarak beberapa senti dari wajah Davira.

Mata Rain memanas. Hatinya terasa sakit seperti dicabik-cabik. Apa selama ini Awan hanya bermain-main dengannya? Apa semua ketulusan yang Awan perlihatkan padanya itu hanya sebuah kepalsuan? Tapi kenapa? Kenapa Awan melakukan hal itu padanya?

✥✾✥

Davira agaknya sudah gila. Dia benar-benar telah memutuskan urat malunya. Di belakang sekolah ini dia mengungkapkan semua perasaannya pada Awan.

"Aku suka sama kamu Awan. Aku udah lama banget mau ngucapin ini tapi baru sekarang aku bisa ngungkapin perasaan aku yang sebenarnya. Aku cinta banget sama kamu. Aku mau kita pacaran. Kamu mau, kan pacaran sama aku?" ungkap Davira menggebu-gebu.

Penuturan Davira ini jujur membuat Awan terkejut. Bagaimana bisa? Kenapa Davira menganggapnya lebih? Bukankah dahulu Awan pernah memperingatkan jika di antara mereka tidak ada yang boleh jatuh cinta satu sama lain? Namun, agaknya Davira seakan tuli malah mengabaikan peringatan itu.

Dalam pikirnya Awan juga berfikir jika Davira ini gila. Seharusnya dia tahu bukan jika sekarang status Awan ialah pacar Rain? Akan tetapi kenapa gadis itu bersikap seolah-olah tidak tahu apa-apa? Dasar gadis gila.

"Gue udah punya pacar. Gue juga nganggep lo cuma sahabat kecil, nggak lebih," ujar Awan dengan raut wajah tenangnya.

Davira menatap Awan sendu.

"Kenapa kamu berubah? Dulu kamu sering memperlakukan aku layaknya tuan putri yang selalu kamu jaga setiap saat, tapi sekarang? Kamu berubah Awan! Gara-gara cewek sialan itu kamu berubah! Kamu jadi nggak sayang lagi sama aku! Kamu lupain aku hanya karena dia!"

Cewek sialan? Sepertinya Rain bukan cewek seperti itu.

Kedua tangan Awan terkepal erat hingga buku-buku jarinya memutih. Ia tidak suka Davira membawa-bawa Rain, apalagi dia juga mengatakan jika Rain cewek sialan. Awan menampilkan wajah dinginnya kali ini. Ia mendekati gadis itu yang mana membuat Davira secara otomatis mundur ke belakang.

Dimata Davira tatapan Awan saat ini terlihat menyeramkan. Walaupun begitu, Davira masih tetap berusaha memberanikan diri menatap Awan.

"Cewek sialan? Lo bilang Rain cewek sialan?" tanya Awan semakin mendekat pada Davira hingga gadis itu mepet pada tembok di belakangnya.

Davira meneguk salivanya susah payah. Memang benar baginya Rain ialah cewek sialan yang sudah merebut Awan darinya. Jadi ia tak salah bukan jika menyebut Rain 'cewek sialan'?

Brittle [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang