52. TELAH PERGI

817 62 9
                                    

HAPPY READING♥

Rezeki, kematian, dan jodoh semuanya telah diatur oleh Tuhan yang Maha Kuasa. Kita sebagai makhluk ciptaan-Nya hanya bisa menerima dan menjalaninya. Semua orang akan mati. Di dunia ini tidak ada yang kekal ataupun abadi.

Seperti halnya Ethan. Dia telah pergi meninggalkan dunia ini. Dia tidak lagi merasakan pusing ataupun sakit yang menjalar di tubuhnya. Sakitnya telah hilang. Jalan hidupnya selesai sampai di sini. Nyatanya maut lebih dulu menjemputnya tanpa orang-orang dan dirinya sendiri ketahui.

Kematian itu seperti sebuah benteng pembatas di mana benteng tersebut akan memisahkan seseorang yang masih hidup dan telah tiada. Mungkinkah kematian dan perpisahan itu ialah sesuatu yang saling melengkapi? Benar bukan? Selepas kematian pasti akan ada momen perpisahan dan perpisahan itu bukan hanya sekedar perpisahan sementara waktu, tetapi selamanya.

Beberapa orang akan merasa kehilangan saat seseorang terdekatnya atau dicintainya kembali pulang ke pangkuan Tuhan. Namun, itu tidak akan lama. Beberapa hari kemudian mereka akan kembali seperti semula. Seperti lupa dengannya yang telah tiada. Awalnya memang berat, tetapi lama kelamaan mereka akan terbiasa dengan hilangnya salah satu tokoh dalam hidup mereka.

Rain. Gadis itu menangis tersedu-sedu. Ia masih saja tidak percaya jika Ethan telah tiada. Ia adalah orang terakhir yang sempat berbincang-bincang dengan Ethan. Rain menganggap ini semua tidak nyata. Rasanya seperti mimpi.

Dia yang pernah bertakhta di hatinya kini telah tiada. Dia yang dulu menjadi cinta pertamanya kini telah berpulang pada Tuhan-Nya.

Lalu jika dia hanya masa lalu Rain lantas kenapa sekarang Rain merasa sangat kehilangan?

Entah kenapa dalam hatinya ada rasa sakit yang tiada tara. Tidak bisa dijelaskan oleh kata-kata. Rasanya sesak. Melihat dia telah pergi seperti ada rasa yang tidak rela. Meskipun sudah lama hilang rasa itu, tetapi melihat dia pergi untuk selamanya kenapa begitu sakit?

Kala gadis itu merasa perih dan sesak didadanya sebuah pelukan hangat datang untuk mendekapnya. Mengusap pelan punggungnya kemudian menghapus air matanya. Awan, dialah sosok yang membawa kehangatan pada Rain.

Awan tahu apa yang Rain rasakan saat ini. Bisa dikatakan ia adalah seseorang yang pandai memahami orang lain. Ethan ialah seseorang yang pernah mengisi kekosongan hati Rain sekaligus cinta pertamanya. Awan sangat tahu bahwa dulu Ethan sangat berharga bagi Rain. Lalu saat laki-laki itu pergi untuk selamanya Awan pikir hal itu sangat berdampak bagi Rain.

✾✥✾

Pada akhirnya sepasang suami istri itu menyesal. Namun, kini penyesalan mereka sudah tidak berguna. Putra mereka telah tiada. Menyesali perbuatannya yang dulu telah menyia-nyiakan pun sekarang tidak ada gunanya lagi. Sekarang hanya deraian air mata penyesalan saja yang ada.

"Ethan ini Ibu, Nak. Kenapa kamu nggak bilang sama Ibu kalau kamu punya penyakit serius?" Wanita paruh baya itu menangis histeris. Bahkan saat pertama kali melihat tubuh kaku putranya dia sempat jatuh pingsan.

Sedangkan laki-laki paruh baya yang notabene Ayah Ethan, dia menatap putranya tak percaya. Sudut matanya berair. Air mukanya menampakkan kesedihan yang begitu kentara. Kali ini dia benar-benar menyesal. Mengekang anaknya sendiri, membuat hidupnya tidak bebas, dan membatasi setiap pergerakannya. Itulah memori yang muncul di kepalanya. Ethan yang malang. Sepertinya hidupnya hanya penuh tekanan dari sang Ayah.

"Mas! Ini nggak bener, kan? Ethan belum pergi, kan?" teriak Ibu Ethan pada suaminya.

Yoga, Ayah Ethan lagi dan lagi hanya diam tak bersuara. Jika saja Dokter Rafa tidak memberitahunya mungkin saat ini ia masih tetap sibuk pada urusan kantor. Kenapa ia begitu bodoh? Kenapa ia bisa menjadi orang tua yang tidak pernah mengerti anaknya? Kenapa dan kenapa? Berbagai pertanyaan yang tertuju pada dirinya sendiri terus terngiang-ngiang di kepalanya.

Brittle [Tamat]Where stories live. Discover now