18. MURID BARU

796 92 5
                                    

Perasaan apa ini? Kenapa saat melihatmu dengannya dadaku terasa sesak? Terasa sakit namun tidak berdarah.
-RainOktvPradipta-

Sebuah mobil ferrari putih berhenti di tempat parkir SMA Garuda. Lalu seorang gadis berparas cantik dengan kacamata hitamnya turun dari mobil tersebut dengan gaya anggunnya. Semua pasang mata tak berhenti menatapnya kagum. Ada yang berbisik-bisik iri dan ada pula yang berbinar kagum akan kecantikan gadis itu.

Aretha Davira namanya. Murid baru pindahan dari sekolah Amerika. Davira asli orang  Indonesia namun karena pekerjaan orang tuanya ia harus rela bersekolah di negeri orang. Ah ia sangat merindukan sahabat kecil sekaligus cinta pertamanya. Ia memilih bersekolah di SMA Garuda karena seseorang yang dirindukkannya selama ini bersekolah di sini.

Melepas kacamata hitamnya kemudian menoleh ke kanan dan kiri hendak mencari ruang kepala sekolah. Davira merasa risih ketika banyak murid laki-laki yang menatapnya. Setelahnya ia menelusuri sepanjang koridor untuk mencari ruang kepala sekolah.

Sepanjang perjalanan saat mencari ruang kepala sekolah, Davira celingak-celinguk mencari seseorang yang sudah lama sekali ia rindukan. Namun nihil, seseorang tersebut sepertinya belum berangkat sebab saat ini waktu masih terbilang sangat pagi.

Aku nggak sabar ketemu kamu, my shielding cloud, batinnya sembari mengingat masa kecilnya dulu.

                                   ✥✾✥

"Anak-anak hari ini kita kedatangan siswi baru," ucap seorang guru wanita paruh baya yang saat ini mengajar di kelas XI-IPA 1.

Kemudian terlihatlah seorang gadis cantik berkulit putih masuk dari pintu masuk kelas. Dia tersenyum ramah pada semua orang di dalam ruangan ini.

"Silahkan perkenalkan diri kamu," ucap Bu Silva, guru biologi.

Davira menghela napas pelan lalu memperkenalkan dirinya di depan semua teman-teman kelasnya. "Halo nama gue Aretha Davira. Panggil aja Davira. Gue pindahan dari Amerika. Salam kenal semuanya, semoga kita bisa jadi teman baik."

Pandangan para siswa laki-laki tak sedetik pun berpaling dari Davira. Ada yang bening sedikit saja mata mereka pasti akan terasa segar bugar. Apalagi modelan Davira yang asli cantik natural.

"Baiklah ada yang mau ditanyakan sama Davira?" tanya Bu Silva pada murid-muridnya.

Seketika kelas menjadi riuh, apalagi dari kalangan kaum adam. Salah satunya adalah laki-laki yang bernama Mamat. Terkenal sekali di kelas XI-IPA 1 sebagai pembuat onar dan tukang heboh.

"Davira, Davira! Udah punya pacar belum?!"

"Itu muka apa aspal baru jadi, mulus bener," lanjutnya.

Davira hanya tersenyum tipis menanggapinya. Seisi kelas tertawa karena ucapan Mamat barusan. Bu Silva hanya Menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah anak didiknya.

"Pertanyaanmu itu tidak penting sekali, Mamat!"

"Davira kamu boleh duduk di bangku kosong depan Rain."

"Rain kamu tunjuk atap."

Rain pun mengangkat telunjuknya sesuai perintah Bu Silva. Lalu gadis tadi tersenyum ramah padanya yang dibalas Rain dengan senyuman yang ramah pula. Davira duduk seorang diri sebab gadis yang menjadi teman sebangkunya sedang izin tidak masuk karena sakit.

Brittle [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang