[S2] Bagian 51 : Déjà vu

2.1K 296 101
                                    

Doyoung sudah menyelesaikan pekerjaan pagi - paginya seperti yang biasanya dia lakukan, membuat sarapan di dapur, tapi kali ini ada Kejora yang menemani dirinya. Tubuhnya kelihatan lebih sehat daripada sebelumnya. Sepasang suami istri itu bekerja sama untuk membuat sarapan pertama di awal tahunnya untuk kedua anaknya.

"Mima, Jingga udah bangun belom?" Doyoung menyapu ujung permukaan sendok dengan sebuah tisu untuk membersihkannya.

"Belum Ayah, coba dibangunin, kita sarapan sama - sama gitu." ujar sang istri. Doyoung langsung bergegas menuju kamar Jingga yang ada di lantai dua rumah mereka.

"Mas Daffin, tumben udah bangun," sapa Doyoung pada anak bungsunya.

"Belom tidur malah Yah.."

Doyoung langsung menepuk pantat anak laki - lakinya itu dengan keras.

"Game yang mana lagi? Minecraft? PUBG? apa Kart Rider?!"

"Kart Rider yah.. yang menang bakal dijajanin selama seminggu sama yang kalah." Jawab Daffin cepat.

"Mas Daffin, taruhan itu Judi, Ayah gak suka, dosa."

"Lagian Daffin menang Yah!" Seru Daffin yang melompat kegirangan.

"Ayah bakal bilangin Mima kamu, terus jajannya Mas Daffin Ayah stop." Final sang Ayah. Ditutup dengan kemurungan anaknya yang kembali masuk ke dalam kamar.

Daffin adalah anak Mama, yang selalu menempel dengan Mimanya. Berbanding terbalik dengan Jingga. Jingga selalu mengekori Ayahnya dimanapun Ayahnya berada. Kalau Masnya itu suka mengisengi adeknya, Jingga langsung buat laporan tanpa menunggu 1×24 jam ke sang Ayah.

Setelah mengadukan Daffin pada Ayahnya, Daffin pun hanya bisa meracau dalam hati, karena menurutnya Jingga ini menyebalkan kalau sudah dekat dengan Ayahnya, dia bisa berkali- kali lipat manja daripada biasanya.

"Adek.."

Doyoung menghampiri kamar anaknya yang tidak dikunci.

Melihat Jingga menangis dalam tidurnya, membuat Doyoung harus bergegas cepat membangunkan sang anak. Jingga menangis, cukup terisak dalam nyenyak tidurnya.

"Jingga, bangun!!!"

Rasa panik sang Ayah membuat satu rumah gempar.

"Jingga benci sama Ayah!"

Membuka matanya perlahan, dia langsung menatap sepasang bola mata yang sedang kalut atas dirinya saat ini.

Jingga mendorong pundak sang Ayah jauh - jauh, Doyoung yang menyadari keanehan itu langsung menerka apa yang terjadi dengan Jingga dan Daffin semalam.

"Kenapa Ayah tega sama Mima sama kita?"

"Kenapa Ayah bisa selingkuhin Mima????!" Sentak sang anak.

Doyoung mencoba mendekatkan dirinya dengan Jingga pelan. Rasa ingin menenangkan anak itu dalam dekap dirinya. Melihat Jingga menangis bisa melukai batinnya juga. Jingga adalah wanita yang dia cintai kedua setelah istrinya.

"Jingga kenapa? Ayah gak pernah selingkuhin Mima, Ayah gak pernah nyakitin Mima, Jingga tolong tenang" Peluk sang Ayah, kemudian ditepis oleh sang anak. Jingga mundur dan menjauh dari sana.

"Ayah, Jingga lihat dengan mata kepala Jingga sendiri, Ayah sama perempuan lain dan itu bukan Mima. Jelas jelas Jingga lihat itu semalam. Ayah nggak dirumah kan jagain Mima???"

Doyoung yang mengerutkan keningnya bingung bukan kepalang sambil memegangi sisi ranjang Jingga sementara anak itu masih menangis di pada sisi ujung ranjangnya yang lain.

SIR | DoyoungWhere stories live. Discover now