Bagian 18 - Gadis kecil.

5.9K 671 134
                                    

Angin yang berhembus ke utara, yang membawa embusan dingin serta membuat gelombang indah yang membentuk lekuk dedaunan sampai mengikuti jalurnya si angin di dalam pergerakan, membuat langkah ini tergerak dalam pergerakan semu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Angin yang berhembus ke utara, yang membawa embusan dingin serta membuat gelombang indah yang membentuk lekuk dedaunan sampai mengikuti jalurnya si angin di dalam pergerakan, membuat langkah ini tergerak dalam pergerakan semu. Seperti membayang, dan terbang ke dalam pusaran angin yang mengajakku masuk dalamnya.

Aku masih terbawa suasananya. Mengenakan gaun putih yang tergoler dan bebas teraup sampai tapak kaki.

Aroma Jasmine terhirup bebas tanpa batas pada wangi basah yang mengudara. Kau tau seberapa wanginya bunga itu? Oh, aku yakin, aku rasa sekarang seperti berada di dalam surga. Surganya para bunga - bunga.

Aku hanya menemukan dua jejak kakiku di belakang yang menjejaki langkah-langkah yang lain. Gemerisik bunyi gaunku yang terjuntai menemani panjang langkah kakiku yang sudah berjalan sampai sejauh ini.

Aku tak menemukan ujung dari jalan panjang yang kulalui. Bunga-bunga itu bahkan terlalu banyak hingga menutup semua pandangan yang kuedarkan ke seluruh penjuru. Sungguh, tak ada tempat lainnya kecuali satu tempat yang belum ku datangi disana. Ia adalah kastil kecil yang hampa tanpa penghuni. Ditemani rautnya sepi yang mengiris hati.

Jari jemari ini digerakkan guna meyakinkan diri, bahwa tempat disana rasanya lebih baik daripada menapaki sepanjang jalan yang tak ada habisnya kutemui, rasanya sudah sangat lelah berjalan seperti itu. Benar benar tak habis pikir.

Tuk ..

Tuk ..

Tuk ..

Suara sepatu yang tak asing. Dentumnya seperti sepatu kaca yang memiliki ukuran kaki anak-anak. Seperti sebuah cerita dongeng yang diceritakan orang tua kepada anak - anaknya.

Dongeng Cinderella itu memang fiksi yang memiliki sejuta rasa nyata bagi penontonnya, terutama di kalangan anak anak.

Aku masih mengelak. Aku tidak begitu bodoh untuk hal-hal semacam ini. Pikirku.

Gemericik bunyi kaca yang berbenturan dengan kerasnya marmer dipertengahan kastil itu menambah sejuta keindahan nyata, tentunya untukku. Si pecinta kehidupan fiksi.

Gadis itu berlenggak-lenggok kesana kemari memainkan sepatunya yang mengeluarkan dering unik dan menjadi alunan tersendiri yang dimainkan didalam gendang telinga si pendengar. Tangannya mengayun bebas memutar, kakinya berjinjit satu dan kemudian menjinjit tinggi kaki sebelahnya. Gerakan itu mengayun indah mengitari dinding kastil yang bentuknya jangkung dan memiliki guratan garis panjang untuk memperindah bentuknya. Jangan lupakan kungkungan diatasnya untuk menghalau sinar matahari masuk dan menusuk panasnya kepada si gadis kecil.

Sepatu kaca itu seperti sebuah keajaiban si gadis kecil. Ketika satu sisi sepatunya tak sengaja terjatuh dan terhempas ke sisi luar pada bagian kastil, dia menangis. Menangis pilu,  cukup dalam.

Yang jatuh hanya sepatunya, tetapi kenapa ia seperti kehilangan sebelah kakinya?

Aku meraih sepatu itu sambil membawakan ke hadapan si gadis kecil yang rambutnya terikat dan membentuk bulatan kecil di atasnya. Bentuk rambutnya persis seperti pemain balet sungguhan. Dia menangis dan membiarkan kakinya yang indah itu tergeletak sembarang tanpa peduli.

SIR | DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang