Bagian 8 - Komitmen

9.2K 1K 243
                                    

[Selamat membaca. Jangan lupa bentuk apresiasi untuk author dengan menekan tombol bintang di bawah ini]




Suara klakson mobil itu terdengar sangat memekakan telinga. Dengan segera ia merapihkan pakaian juga rambut jatuhnya yang selalu terjuntai kemana - mana. Sudah beberapa kali ia menyentuh rambutnya itu dengan sisir tipis yang tak akan menyakiti kulit kepalanya. Tipe rambut Kejora sangat jatuh dan mudah diatur, hanya saja terlalu licin untuk bisa diperintahkan oleh sang empunya.

Kemeja biru tua milik pria itu menghiasi bagian atas tubuhnya. Celana jeans panjang yang berwarna biru sedikit abu membuatnya tampak lebih percaya diri mengenakan pakaian itu dan secara perlahan masuk ke dalam rumah si perempuan.

"Om Doyoung" Haechan yang sibuk dengan tontonan film kartunnya harus menghentikan aktivitas itu demi menyapa seseorang yang sudah berada di ruang tamu dan beranjak masuk ke ruang keluarga disana. Haechan dengan teman - teman kemasannya, cemilan itu memang akan selalu menjadi pelengkap untuknya ketika menonton film.

"Kakak mana chan?" Doyoung menepuk ramah pundak kanan milik Haechan

"Kakak masih dandan kali tuh, daritadi belum keluar kamar" jelasnya

Doyoung berinisiatif untuk pergi ke kamar Kejora dengan sedikit mengetuk pintunya, namun tak perlu menunggu lama ia harus membuka pintu itu sesegera mungkin.

Sangat nampak wanitanya disana sedang sibuk berias agar terlihat mengagumkan untuk lelakinya.

"Begini ya saudara Doyoung, dimana mana kalau ngetuk pintu itu tunggu orangnya balas dulu baru boleh masuk," ia sedikit mendengus

Wajahnya masih dipalingkan disana, karena tulang pipinya belum terpapar bedak sedikit, dan menjadikan wajahnya sedikit aneh menurutnya.

Tubuhnya di balikan perlahan, Doyoung menatap dua manik mata gelap yang selalu jadi kesukaanya.

"Kamu cantik, dan akan selalu seperti itu buat saya"

Tangannya diremat, jarak antara jari satu dengan yang lainnya sudah terkikis sempurna, Doyoung sudah mengenggam jari - jari lentik itu di angkut pada tangan besar miliknya.

"Udah ih, gombal terus!"

Pinggangnya dicubit sekeras mungkin, karena lelakinya itu sangat senang menggoda gadisnya, memuji lebih tepatnya. Doyoung meringis sesekali sambil mengusap bagian yang dicubit oleh Kejora.

"Haechan, Renjun kalian jadi mau nginap di rumah temen?" tanya sang Kakak seraya mengecek makan sore untuk mereka masih tersedia atau tidak.

"Iya kak, Haechan mau ke rumah Mark, kalo Renjun ke rumah Jaemin" sahut adiknya yang kini merapihkan sisa makanan yang ada di meja dan membuang bungkusan yang sudah tidak tersedia lagi isinya.

"Tapi semalem aja ya? Kakak gak mau tidur sendirian" pinta Kejora

"Kan ada Om Doyoung?" Haechan membalas

Mereka saling bertukar pandang satu sama lain.

"Yaudah kalian hati - hati ya, kabarin kakak kalau udah sampe di rumah temennya" tutur Kejora pada Haechan seorang sebab Renjun masih berada di kamar

"Chan, kita jalan dulu ya" Doyoung berpamitan kepada Haechan dan Haechan membalasnya dengan anggukan.

"Eh om jangan lupa oleh olehnya"

Dua bola mata itu mulai berotasi, memang lah Haechan dengan segala rupa banyak permintaan yang harus dituruti untuknya. Padahal Renjun yang hakikatnya adalah sang adik malah lebih dewasa dibanding kakaknya sendiri.

SIR | DoyoungWhere stories live. Discover now