Bagian 25 - Beautiful Disaster

4.6K 519 143
                                    

Perasaan aneh menggerogoti dirinya. Tidak tau itu apa, tapi Kejora seperti merasakan hari hari itu layaknya seperti sebuah mimpi yang sama, yang sering ditemui di setiap malamnya.

"Kak Doyoung"

Dan benar saja. Doyoung masih ada di sebelahnya, tertidur dengan lelapnya.

Kejora menyapu bagian atas wajah pria itu sambil membenamkan dirinya di peluk Doyoung. Dia tersenyum sambil mengelus garis wajah Doyoung dengan lembut. Dia bukan Jefry, melainkan kakaknya. Doyoung.

"Selamat pagi"

Tangannya terkepal sempurna saat Doyoung menyadari keberadaan Kejora disana.

"Bintang saya"

Sempat terperangah, Kejora belum menggubris apa yang Doyoung katakan disana.

"Kakak barusan bilang apa?" Tanya Kejora.

"Selamat pagi bintang kesayangan saya"

Sekarang Doyoung sudah berani. Dia melawan kuat semua perasaanya. Bahkan dia tidak perduli tentang Jefry dan keberadaanya.




flashback.

"Kejora sering sakit kak"

Selama bersama saya, Kejora nggak pernah sakit Jef

"Ntah, dia bilang sakitnya gak wajar"

"Dia juga gak mau dibawa ke dokter" lanjut Jefry.

"Kak"

"Dia cuma minta peluk aja, buat ngeredain semua rasa sakitnya"

"Dia manja, mungkin kakak gak akan suka sama dia" kekeh Jefry.

Sayangnya kami lebih dulu mencinta Jef, dan setelah itu kamu datang.

"Dia paling gak bisa ditinggal sendiri kak"

Saya tau itu Jef.

"Tapi kak, dia itu sebenernya dewasa banget"

Doyoung menyeringai dalam diam. Memangnya kamu dan Kejora sudah sejauh apa?

"Tapi.."

"Sebenarnya hubungan kami nggak lebih dari itu, dia nggak mau melanjutkan hubungan ini"

"Karna dia tau, dia nggak mau membawa gue dalam semua rasa sakitnya"

"nggak apa kak sebenernya."

"Tapi cinta itu nggak bisa dipaksa kan?" Jefry tersenyum. Bahkan. "Gue mau liat responnya nanti, kalau-kalau gue pergi tanpa pamit. Bagaimana reaksi dia kak?"

Sayangnya Doyoung menutup semua itu. Semuanya. Tentang Jefry, keberangkatannya dan kepergian adiknya itu.

Biar saya dan Kejora menyelesaikan perkara kami dan membawa semua rasa sakit itu. Kamu cukup diam dan berlagak seperti orang asing yang tidak pernah tau apa apa.

Tolong, Jef.

***

Kejora menyunggingkan senyumnya saat mengaduk aduk sup ayam yang sudah mendidih disana. Spatulanya tercelup ke dalam wadah besar itu yang kemudian baru ia sadari, kini tangan kanannya sudah tidak memacu pergerakan itu.

"Aduh"

Jari telunjuknya melepuh terkena pinggiran panci yang besar dan cukup panas. Kejora mengibaskan telunjuknya mengudara. Perih, panas, dan memberi warna merah muda pada telapak telunjuknya.

Doyoung yang spontan melihat itu langsung membawa Kejora ke wastafel yang ada di sebelah kompor mereka yang masih mendidih. Tanpa banyak bicara tangan Kejora terulur dan membiarkan air mengalir itu menyentuh seluruh permukaan tangannya. Kejora mendesah pelan saat air yang cukup segar itu menyentuh luka ringannya yang lama kelamaan memberikan efek sejuk pada jari tangannya.

SIR | DoyoungWhere stories live. Discover now