Bagian 48 - The Hidden Reason

5.1K 365 128
                                    

Karena aku sedang merayakan hari kelahiran yang ke sekian sekian, jadi mau UP deh buat temen temen  ☺🥳











flashback.












Seorang pria bertubuh ringkih berpakaian kemeja hitam juga celana jeans biru dengan gagahnya mendatangi sebuah gudang kosong yang letaknya jauh dari permukiman. Pakaian panjang beserta hoodie yang menutupi seluruh kepalanya membuat tubuh bagian belakangnya tak bisa tertebak, siapakah sosok wanita yang sedang merokok di area kumuh dalam gedung tua tersebut.

"Aku nggak mau bantu."

Suara samar terdengar menggema dalam satu ruangan yang mereka tempati. Sang wanita belum mau menengok siapa lawan bicaranya.

Dia selangkah berbalik menuju sumber suara dimana kursi kosong serta kayu kayu rapuh yang habis diterpa rayap berserakan dibawah kaki mereka.

"Habis ini aku bakal berubah Wir,"

Pria itu mawas, berusaha menjadi lebih sabar lagi. "Itu nggak menjamin semuanya jadi lebih baik Hany!!!"

"Wira!"

"Apa kamu nggak inget yang bunuh Ayah aku siapa?!" Dengan nada yang menjengkelkan, Hany kembali membuat murka pria yang ada di depannya.

"Itu kecelakaan!" Bantah seorang pria yang bernama Wira, diyakini mereka berdua adalah sepupu jauh yang sangat jarang sekali bertemu.

"Aku anaknya, aku punya buktinya!"

Wira mengusak kepalanya kasar. Bahkan sekalipun dia menolak, Hany akan gila gilaan pergi bersama semua jawabannya ke kantor polisi. Siapapun pasti tidak ada yang ingin menjadi seorang tersangka.

"Di dalam mobil itu ada perempuan hamil. Bantu aku buat pindahin dia ke suatu tempat, kamu harus ikut aku Wir, habis ini aku selesai."

Wira yang takut akan ancaman Hany mau tidak mau harus mengurusi pekerjaan Hany yang tertunda. Ada rasa menyesal karena harus melakukan tindak kejahatan yang sekali lagi, harus membuat hidupnya tersiksa akan semua rasa bersalah.

Wira mencoba menarik lengan wanita yang tidak dikenalnya sama sekali, tetapi saat dia menggendong wanita hamil itu dan memperhatikan wajahnya secara seksama. Dia ingat. Wanita itu adalah Kejora, sepupu sahabatnya, Keidar.

"Kamu jaga di luar, aku ke dalam."

Wira buru buru menarik lengan Hany kencang.

"Kamu mau ngapain cewek hamil itu?"

Hany mengerutkan dahinya kesal. "Bukan urusan kamu!"

Disaat itu juga Wira sudah berusaha menghubungi sepupu Kejora, Keidar. Sejalan itu, Keidar berusaha menghubungi Doyoung namun tak ada hasil, Keidar yang bertempat tinggal di luar kota sulit menghubungi kenalan Doyoung beserta keluarganya. Alhasil, Doyoung akhirnya menelpon Keidar untuk menanyakan apa yang harus dia lakukan selanjutnya.

Sayangnya Jefry menemukan Wira lebih dulu, Jeno menghabisi Wira dan membuatnya babak belur tanpa mau mendengar penjelasan dari Wira sedangkan Jefry menyusul lebih dulu ke kamar mereka berdua. Wira pingsan setelah beberapa saat, dan dia sadar dia berada di rumah sakit dengan borgol yang mengikat di sisi ranjangnya, dia tidak bisa pergi dari sana, karena dituduh telah melakukan kejahatan sama seperti yang Hany lakukan.

Sret

Setelah Wira membuka kain pembatasnya, di sisi kiri lainnya dia menemukan Hany yang sedang terduduk tanpa ekspresi.

Wira menanyakan tentang keadaan Hany pada perawat yang tengah mengurusnya, Hany diam tanpa makna terlukis di reaksi datarnya yang bahkan entah kemana dua bola mata itu tertuju. Tubuhnya kaku, kulitnya memucat, dan lemas. Wira memanggilnya berulang kalipun tak ada respon.

SIR | DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang