Bagian 28 - Decision

10.1K 563 308
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.











Happy reading!

Renjun beberapa kali meninju tembok besar di kamar kakaknya. Setelah melihat sebuah kain panjang yang terurai keluar jendela, yang dia yakini Kejora sudah pergi lewat sana.

Renjun menutup pintu kamar Kejora sangat kasar hingga menyebabkan kaca kamarnya beserta barang yang sifatnya mudah pecah itu mudah terkoyak. Kekecewaanya menimba cukup dalam.

"Kakak lo udah bahagia. Biarin dia bahagia sama Kak Doyoung."

"Gausah ikut campur" Renjun berusaha beranjak dari tempat berdirinya sekarang, namun dihadang oleh sang kakak. Haechan menepuk bahu adiknya itu dan mencengkeram kuat. Dia punya kewenangan atas semua yang terjadi.

"Gue adeknya!"

"Dan gua juga kakak lo Renjun!"

Renjun tidak menggubrisnya, dia melewati Haechan dan kembali ke kamarnya.

Sampai kapanpun, gue nggak akan pernah sudi kakak gue berhubungan sama bajingan itu.

***

Masih terlalu pagi untuk memulai hari, sayangnya Kejora sudah terbiasa bangun pagi, tidak dengan Doyoung yang masih menciptakan mimpinya di alam bawah sadar. Kejora mencoba berusaha bergerak tanpa membangunkan Doyoung, sayangnya mereka terjebak dan milik Doyoung belum sepenuhnya lepas darinya. Dia tertangkap.

"Mau kemana?"

Doyoung melingkarkan seluruh tangannya pada pinggul Kejora. Mengunci pergerakan itu rapat rapat. Embusan napas pria itu terdengar jelas di telinganya. Doyoung belum membuka mata, tapi dia yakin Kejora sudah benar benar membuka kedua kelopak matanya.

"Jangan kemana mana. Hari ini nggak usah masak, kita order online aja"

Kejora sedikit mendongak melihat arah rupa yang sudah membuka sedikit kelopak matanya. "Memang kenapa? Masakan aku nggak enak ya?"

Doyoung mengulas senyum sambil mengecup dahi wanita yang sekarang berusaha menyejajarkan posisi mereka. "Saya mau sama kamu, seharian"

Mengencangkan pelukannya, Doyoung merangkul tubuh itu dalam dekapnya lebih dalam "kaya gini", iris kecoklatan itu mengajaknya untuk tenggelam dalam suasana sendu rindu yang sudah lama Doyoung tahan. "Saya rindu kamu" ujarnya.

Kejora menaiki lima inchi dari posisinya sekarang ke tubuh Doyoung. Memeluk leher lelaki itu dengan rekat. "Jadi lebih baik mati kelaparan, dari pada mati karena rindu?" Ucapnya sambil kembali bersedekap pada tubuh polos lelakinya itu.

SIR | DoyoungWhere stories live. Discover now