Bagian 41 - Sakit hati dan masa lalu.

4.4K 399 112
                                    

Doyoung bangun lebih dulu dari istrinya, dia menghabiskan malam yang luar biasa hebat akhir akhir ini. Sebagai rujukan sang dokter pula bahwa jika melakukan hubungan intim di usia kandungan yang cukup besar kemungkinan akan membantu persalinan sang istri menjadi lebih mudah, rupanya Doyoung memang tidak mau melewatkan kesempatan itu. Kesempatan untuk saling berbagi perihal rasa, gejolak, perasaan, juga merasakan ikatan batin satu sama lain yang dijalin bersamaan dengan milik sang jabang bayi.

Doyoung tersenyum dengan selimut yang membalut seluruh tubuhnya dengan sang istri. Masih terbayang bagaimana manisnya kecupan demi kecupan dari masing - masing yang mereka layangkan dan senandungkan bersamaan suara suara bibir yang saling mencecapi permukaanya. Menyapu area sana dengan habis, bahkan jika bisa .. mereka tidak perlu lagi membutuhkan oksigen. Deru nafas Doyoung cukup kencang untuk menyimpan semuanya dan membaginya bersama Kejora.

Doyoung bersenandung pelan di sebelah istrinya yang masih pulas. Doyoung menaikan lima inchi selimut yang melengkapi kulit polos mereka sehingga istrinya sama sekali tidak kedinginan. Doyoung merangkul pundak istrinya dan mendekapnya dalam peluk. Mencium keningnya penuh sayang dan cukup lama. Dia masih menghayati kecupan penuh cinta itu dan sesekali mengusap perut besar yang selalu menjadi dambaannya.

"Sayang"

Lirihan pelan wanita disebelahnya membuat Doyoung harus mengindahkan posisi nyamannya dan berpaling menatap sang istri yang sudah bangun dari tidurnya.

"Mima kenapa bangun? Apa Ayah ganggu?" Doyoung menangkup dagu istrinya cukup manis. Kejora tersenyum dan melayangkan kecupan hangat itu untuk suaminya.

"Dedek kangen Ayah" ujarnya yang membuat kedua mata Doyoung berbinar sangat indah. Kentara sekali jikalau calon Ayah itu sebegitu bahagianya.

Doyoung mengusap pelan perut sang istri dan menempelkan dahinya amat serius disana.

"Jadi anak yang kuat ya nak? Ayah nggak tau kamu perempuan atau laki laki, biar nanti itu jadi kejutan buat Ayah sama Mimamu, sehat terus .. disini Ayah berusaha memenuhi kebutuhan dedek sama Mima biar kalian bahagia selalu, tapi .. Ayah pesen sama dedek, jangan nakal sama Mima ya? Dijagain kalau Ayah lagi kerja." Ada air bening menetes di pelupuk mata istrinya." Ayah sayang banget sama dedek sama Mima juga."

"Ayah .." lirihan Kejora membuat Doyoung harus mendiami sang Ibu dari jabang bayi tersebut. Perasaan Kejora begitu luruh saat mendengan kata demi kata yang terucap dari bibir suaminya. Dia bahagia, sangat.

"Ayah lagi nasihatin anak kita, kok Mima nangis sih?"

Doyoung merapihkan rambut istrinya dan menyeka air mata Kejora yang masih sisa sedikit lagi. Dia dan perasaan terdalamnya hanyut saat Doyoung mengutarakan betapa bahagianya dia saat ini.

"Mas mau peluk lagi"

Doyoung dengan kekehan gemasnya langsung merangkul lagi Kejora dalam rengkuhannya. Dia tersenyum puas. Isakan istrinya tak terbendung. Doyoung semakin menertawakannya ketika melihat perangai sang istri sebegitu menarik untuknya.

"Mas .. aku sayang banget sama Mas"

Kejora menelungkupkan seluruh wajahnya di dada Doyoung dengan penuh. Dia senang mencumbui tubuh suaminya disana apalagi di bagian dada. Menurutnya terasa hangat dan mendekap, belum lagi badan atletisnya yang begitu terjamah saat Kejora merasakan otot otot di perut suaminya. Menurutnya begitu kekar dan seksi.

Doyoung melumat lembut dengan kehati hatian. Menjamah dengan penuh perasaan dan saling menetralkan degup jantung masing masing. Ia berhenti dan mengecup lagi hidung serta pipi istrinya.

"Kamu cukup diam dan tenang, aku yang akan bales rasa cinta itu di sepanjang hidup aku."

Mereka masih terbenam dalam perasaan kalut yang menggerogoti keduanya. Kejora maupun Doyoung masih sibuk menikmati masa berdua mereka sebelum si jabang bayi yang sebentar lagi akan menyapa dunia mereka. Doyoung tau semuanya akan terasa berbeda. Membayangkan pertama kali menjadi seorang Ayah, menjaganya dari fajar bangkit hingga terlelap lagi, menyediakan segala kebutuhan dan menjaganya tanpa kenal lelah. Doyoung sudah banyak membayangkan itu. Menjadi seorang Ayah akan jadi sebuah kesenangan yang luar biasa yang tidak akan pernah dia duga.

SIR | DoyoungWhere stories live. Discover now