[S2] Bagian 70 - Break A Leg

4K 218 26
                                    

Kejora memapah kedua lututnya dalam lengkungan lengannya yang melingkar di seluruh kedua kakinya. Dia menelungkupkan seluruh wajahnya dalam - dalam. Hingga semesta tak dapat melihat muramnya wajah kecil wanita itu.

Terpikirkan berhari - hari hingga tak enak makan, tak enak tidur. Dirinya tidak tau harus bertindak apa lagi untuo memperbaiki kondisi rumah tangganya sekarang kalau bukan karena bantuan Jefry dan Athalla. Namun disamping itu, hal yang paling dia benci adalah .. harus berpisah dari suaminya sementara waktu.

Terkadang, menatap kilaunya sinar bulan di atas kepalanya membuatnya merasa lebih hangat dan tenteram. Tapi nyatanya bukan seperti saat ini. Bulannya memang tampak sama, bahkan tak ada satupun yang berubah darinya, hanya saja dia tak bersama orang - orang yang selalu menatap bulan itu bersamanya. Dia merasa kecil dan tak berarti.

Walaupun tak terlalu lama tinggal bersama sang Ibu, Kejora kini kelihatan menikmati waktunya di sela sela keadaannya yang bisa dibilang tidak begitu baik.

Rambut terurai lurus ke belakang sambil mengenakan piyama terusan berwarna biru muda, sang Mama membawakan susu hangat untuk putrinya sambil duduk di sebelah anak perempuannya.

"Makasih Mah," tanggap Kejora saat cangkir hangat itu dia terima.

Sang Mamah tersenyum tipis penuh hangat di kala dinginnya angin malam menembus kulit tipis mereka berdua. Sambil jari - jari mungilnya menelaah satu satu rambut tipis anaknya. Menyisirnya dengan lembut.

"Doyoung hebat ya."

Setelah selesai menenggak cangkir hangatnya, Kejora menatap sebentar pada sang sumber suara sambil menatap sang Mama lewat ekor matanya.

"Doyoung hebat karena bisa mempertahankan keluarganya bertahun tahun, sampai anak kalian sekarang sudah remaja." Ucapan sang Mamah menarik perhatian Kejora, bahkan dia tak mengedip sekalipun saat Mamahnya berbicara tentang suaminya.

"Mamah iri sama rumah tangga kalian, yang bisa bertahan bertahun tahun,"

"Mamah juga iri, Kejora dapat suami yang membahagiakan istrinya dengan penuh kasih sayang."

Sang Mama mengaitkan jari jemarinya pada milik sang anak.

"Tapi, Mamah nggak iri karena Kejora bahagia. Itu adalah hak mutlak milik anak Mamah," Tutur sang Mamah sambil mengelus punggung putrinya.

"... mungkin orang - orang menginginkan banyak kebahagiaan di dalam hidupnya, salah satunya dengan mengorbankan kebahagiaan orang lain, dia rela mengorbankan sesuatu yang paling berharga di dalam hidupnya."

"Dan Mamah nggak menyalahkan siapapun disini,"

"Karena kalian juga manusia yang nggak bisa mengontrol semuanya, semua pasti punya kesalahan, semua juga pasti bisa dimaafkan, sekalipun itu menghilangkan sesuatu yang nggak bisa kembali lagi kepada kita."

"Pada dasarnya kita semua itu titipan, mungkin sebagian besar orang orang hadir di kehidupan kita bisa sebagai ujian, bisa sebagai hadiah yang paling berharga di dalam hidup kita." Dekap sang Mama dalam peluk hangatnya. "Seperti Kejora, Haechan dan Renjun, adalah kado terindah yang hadir di hidup Mamah."

"Apa Mamah pernah menyesal karena Mamah memiliki kalian? Bahkan sekalipun Ra .. Mamah nggak pernah menyesal menikahi Papah kamu."

"Begitulah Tuhan menciptakan kita,"

"Agar kita bisa belajar dari yang namanya kehidupan, bukan dari kesalahan."

"Karena Mamah percaya, semua ini garis takdir yang sudah Tuhan tentukan untuk kita."

Air bening menetes dalam sudut mata milik sang anak, dari perasaanya yang terdalam. Dia sekarang merasakan kerinduan yang begitu dalam.. yang dia rasakan pada anak anaknya, dan juga suaminya.

SIR | DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang