[S2] Bagian 67 - Beautiful Mistake

2K 199 36
                                    

Pagi ini, Jefry menyiapkan dua buah roti tawar beserta selai cokelat, stroberi dan vanilla. Sebenarnya dia tidak tau apa yang disukai oleh Jingga, dia hanya asal tebak. Mungkin semua orang akan menyukai rasa cokelat Jadi dia memanggangnya sampai roti itu terlihat kering dan agak kecoklatan. Setelah itu membubuhkan selai cokelat yang takarannya tidak terlalu penuh.

Kepalanya sedikit sakit. Pandangannya kabur kemana mana. Tubuhnya sedikit bergetar. Inilah yang harus dia khawatirkan saat dia keluar kota tapi nggak bersama dengan anaknya, Zidane.

Lantai yang licin akibat terkena percikan air membuat Jefry terjatuh dan tangannya terkena sisi wajan yang sangat panas. Lengannya membekas dan berwarna merah gelap di sisi kanannya. Seluruh tubuhnya terasa sakit dan nyeri terutama pinggangnya, karena bokongnya menyentuh lantai cukup keras akibat lantai yang licin tersebut. Mendengar itu Jingga menghampiri sumber bunyi yang mengganggu pendengarannya.

Matanya langsung terbelalak saat mendapati Jefry sudah kesakitan dan mengeluh dibawah, belum lagi gelas kaca yang tidak sengaja ikut terjatuh bersamanya. Jingga buru buru membantu Jefry untuk berdiri,

"Om kenapa???"

Suaranya terdesak melihat Jefry menderu kesakitan. Jingga ambil langkah sigapnya untuk membopong tubuh Jefry menuju kamarnya.

Tangan yang satunya Jefry gunakan untuk menahan rasa sakit di kepalanya. Dia berbaring di atas ranjang dan mencoba memejamkan matanya begitu keras. Rasa sakit yang dia rasakan begitu nyata. Sekelebat layar yang menunjukan penampakan tentang situasi, waktu, tempat, orang - orang yang sama sekali tak pernah dia temui bahkan dia ingat.

Saat hal itu terjadi, dia merasa kehilangan. Merasa kacau. Sedih. Marah. Bahkan di situasi terburuknya dalam satu keadaan.

Jingga mengambilkan air beserta es batu yang ada di lemari pendingin di ruangan itu. Dia menggunakan sweaternya untuk mengkompres luka Jefry yang kini terlihat membengkak dan menyisakan bercak merah yang sangat terlihat.

Setelah dikompres beberapa menit Jefry sudah tidak merasakan begitu sakit di bagian kepalanya. Dia merasa nyaman saat bagian lukanya di kompres oleh air dingin. Kini dia sedikit tertidur di atas ranjangnya, tidak terlalu pulas, namun cukup untuk  membiarkan dirinya beristirahat.

Jingga bertanya - tanya perihal Jefry yang tiba tiba muncul saat dia terbangun dari mimpi buruknya. Mengenai siapa, dan bagaimana Jefry bisa mengenal orang tuanya. Mungkin nanti akan dia tanyakan, dia harus menyimpan itu untuk sekarang.

Menuju dapur, Jingga penuh kehati - hatian membereskan dapur Jefry yang berantakan. Mulai dari mengais pecahan kaca kecil ataupun menyuci piring dan hal yang biasa Jefry lakukan sendiri. Jingga melihat ada sebuah roti yang bahkan gosong di atas meja. Dia berinisiatif untuk membuatkan yang baru, dan berpikir mungkin orang yang tengah merawatnya kini belum sarapan.

Bubuhan selai cokelat yang cukup banyak menumpuk di atas lapisan pertama, dan dia tutupi lagi oleh lapisan roti berikutnya. Tak lupa membawa teh hangat sebagai pelengkap sebuah sarapan untuk Jefry.

Dia masih ingat saat hari pertama Jingga berada disitu, Jefry membawakannya roti beralaskan selai stroberi dan dia tidak memakannya. Hari berikutnya dia mencoba membawakan roti dengan krim vanilla, tapi Jingga juga tidak menyentuhnya. Hari selanjutnya Jefry membawakan roti dengan isi selai cokelat, Jingga hanya memakan satu sisi roti yang memiliki selai cokelat paling banyak.

Disaat dia tidak tau selai apa yang ingin Jefry makan untuk sarapannya, dia hanya membuatnya menjadi apa yang dia ingin buat, yaitu selai cokelat.

"Waktu itu Ayah buat aku selai cokelat tapi pakai kacang, jadi aku buang rotinya."

SIR | DoyoungΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα