Bagian 19 - Painkiller

5.7K 597 193
                                    

Apa yang bisa membuatmu lebih baik selain obat penawar rasa sakit?

Tak ada malam yang lebih baik daripada malam-malam sebelumnya, setelah lepas dari masa komanya. Bisa dikatakan itu jadi lebih baik atau tidak selepas masa kelabunya itu. Rupanya setiap tengah malam gadis itu selalu terbangun tanpa alasan.


Dia bukan kaum insomnia atau semacamnya, bukan juga pengaruh obat yang diberikan dokter. Namun rasanya Kejora harus terus terjaga dan menghalau mimpi buruk itu terjadi lagi.

Sakit. Kepalanya sangat sakit ketika mimpi itu kembali hadir di setiap malamnya.

Jeritan itu keluar dari bibir kecilnya. Suara-suara yang berterbangan di atas kepalanya memutar tak karuan. Mengacaukan semua ruang di rongga dadanya. Tak ada lagi kata selain; pergi, sakit, tolong jangan kembali datang, kepalaku sakit, aku sedang tidak tidur, tolong jangan putarkan klip mengerikan itu lagi.

Hatinya bagai tertusuk bilah pisau tajam yang menusuk perlahan tapi pasti. Ketika sakit itu datang, tidak dengan tiba - tiba.

Satu hembusan nafas.

Dua kali tarikan nafas

Tiga kali ...

Sakit itu mulai menjalar ke rongga dadanya hingga menghunus ke belakang, tepatnya bagian punggungnya, membuat jantungnya tak bisa memompa aliran darah lebih baik dari biasanya.

Meninggalkan bekas, bercak gelap di kala pagi. Haechan yang menemukan luka itu kemudian bertanya pada Kejora, "Kenapa dada kakak memerah? Kakak pukul lagi? Aku udah bilang kakak harus minum obat dari dokter sehun"

Dan satu hal yang Haechan tidak tau, jika kakaknya itu sering tertidur panjang sehabis meminum obat itu. Kejora bukan membaik, tapi ia dipaksa untuk melihat semua mimpi buruk yang melelahkan dan potongan klip yang menyakitkan. Hanya raganya yang tidur, tidak hatinya.

Sakit, rasanya sangat sakit,

tolong..

Ada apa dengan semua ini? Kenapa aku harus terus merasakan sakit yang amat?

Ini bukan tentang sekedar efek obat atau semacamnya. Kejora sudah divonis sembuh dari kondisi yang setengah mematikan itu. Namun, sekeras apapun ingatannya terputar kembali, rasanya menusuk ulu hatinya sangat dalam. Bagai membilah kepingan denyut jantungnya yang dirobek dengan habis. Mencoba meremat sekeras apapun, sakitnya tidak menghilang. Otaknya dengan cepat mengirimkan sinyal rasa sakit yang tak tau datangnya dari mana.

Tidak ada yang tau.

Hanya Kejora dan semua masa lalunya yang menghilang tanpa alasan.

Hanya Kejora dan semua masa lalunya yang menghilang tanpa alasan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
SIR | DoyoungWhere stories live. Discover now