Bagian 49 - Never stop the End in one start.

6.8K 399 157
                                    

Part terakhir. Sebenernya nggak tega buat nulis ini karena aku nggak bakalan ketemu lagi sama temen temen yang selalu boom like sama komentar2 di work ini lagi. Ah sedih, ini harus berakhir.

Ya sudah let's check!!!













"Ahh.."

"I-iya enak."

"Dimana?"

"D-disituhh Mima..."

" ... "

"Ahh lagiiii."

"..yang keras sayang"

"Mhh."

"??"

"Shhhh."

".... ahh."












"Aku mijitin kamu udah kayak apaan deh Mas, ngedesah mulu!" Sungut Kejora. Sebab sebenarnya suaminya tengah menggodai dirinya. Doyoung baru pulang dari luar kota, mendampingi beberapa mahasiswanya yang diikut sertakan lomba.

Doyoung kini berbalik. Kini posisinya terbalik. Yang tadinya Kejora berada di atasnya sedang memijat suaminya, sekarang Doyoung yang memegang kendali itu. Kendati tak bisa dipungkiri betapa rindunya sang istri akan kehadiran suaminya yang seminggu tak ada di rumah. Bukan hanya merindukan peluk, sentuh, cium, dia juga merindukan hal hal yang biasa Doyoung lakukan untuknya. Memanjakannya dan menghibur dirinya di kala kelelahan menjaga dua anak-anaknya yang masih kecil.

Doyoung menatap binar binar kerinduan pada istrinya. Bagaimana saat istrinya mengusap lembut pipinya, sentuhan jemarinya yang selalu menyapu bagian rahang serta seluruh lehernya hingga bagian tengkuk yang suka sekali dijamah istrinya ketika bibir mereka saling bertaut satu sama lain.

"Aku kangen kamu."

Kejora melihat wajah lelah suaminya kini, rambut basah Doyoung mengalir hingga bagian terujung mengenai dada sang istri, hingga gemericik basahnya membuat kedua insan itu saling menerpa kulitnya yang basah, berpadu satu dengan yang lainnya.

Doyoung meraup bibir tipis istrinya yang hanya dibaluri lipbalm berwarna pink beraroma stroberi yang ikut menyegarkan balur rasa di dalam bibirnya. Menempel penuh lekat di keduanya. Beradu dan saling menghabiskan.

Sesekalinya Doyoung menurunkan piyama sang istri yang tipis dan sudah diberi arahan oleh Kejora untuk segera menanggalkan apa yang dia kenakan sekarang. Kejora membutuhkannya sekarang, begitupun Doyoung.

Cecapan cecapan rakus yang Doyoung berikan tak cukup puas untuk menuntaskan apa yang harus dia bayar selama kepergiannya. Kejora jadi sedikit agresif sekarang.

Doyoung belum melepaskan apa yang dia kenakan, tapi dia sudah melucuti hampir keseluruhan dari yang dikenakan Kejora. Istrinya itu sangat suka dia mengendap pada ceruk lehernya. Memberikan rasa hangat sembari mendengarkan kata kata sensual yang keluar dari mulut suaminya untuk mengguncangkannya.

"Aku kangen kamu Mima," ujarnya lagi, makin mendalam ciuman yang Doyoung berikan. Kejora bergelinjang kuat sambil memegangi lekuk lengan kekar Doyoung. Rasa yang menggilainya, membuatnya hampir melayang jauh, itulah hal yang begitu dia rindukan, sentuhan sang suami yang kadang kala menghampirinya setiap malam. Di malam malam saat Doyoung tak ada di rumah.

Doyoung berharap Kejora tak terburu buru sekarang, dia hanya ingin menyimpan energinya untuk jangka waktu yang lama. Mungkin bisa saja dia melakukannya selama sehari semalam penuh.

Kejora mendengar desis bunyi kecil yang jatuh. Doyoung sudah melepaskan celananya dan dia sudah sangat siap mendapatkan apa yang dia inginkan bersama sang istri.

SIR | DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang