20. Pilihan

2.5K 343 34
                                    

20. Pilihan

'Hidup itu penuh dengan pilihan. Yang membuat mu sedih, tinggalkan. Yang membuat mu bahagia, pertahankan' - unknown

•°¤°•

"Mungkin ada kalanya kamu dikecewakan"

"Ekspektasimu dihancurkan"

"Kamu merasa gagal..."

Suara yang terdengar berasal dari ruang penyiaran di SMA Nirwana. Setiap jam makan siang akan ada siswa atau siswi yang bertugas melakukan siaran. Ini merupakan salah satu materi dalam eks school broadcasting.

Biasanya penyiar sekolah akan membacakan puisi, motivasi atau bahkan membacakan surat cinta yang dikirim untuk dibacakan.

Riela berjalan di lorong dengan perasaan campur aduk. Kabar jadian Adriel dan Diandra menyebar dengan sangat cepat di lingkungan sekolah bahkan kalangan guru juga mengetahui kabar ini.

"Kadang yang indah diciptakan bukan untuk dimiliki....."

"Cukup dipandangi dan disyukuri"

"Terkadang... semesta hanya mempertemukan bukan mempersatukan"

Riela terdiam meresapi kalimat yang terdengar dari pengeras suara. Kalimat itu terasa begitu pas dengan apa yang dia rasakan saat ini.

Matanya menatap lorong yang berisi beberapa orang yang sedang berdiri atau bahkan berlarian dan tertawa kesana kemari.

Mereka terlihat bahagia....

Tidak seperti dirinya saat ini.

"Mau nyerah aja gak La?" bisik Riela pelan— terdengar lelah pada dirinya sendiri.

•°¤°•

"Awww" Vanilla meringis pelan sambil mengusap dahi nya. Dia baru saja keluar dari ruang penyiaran setelah selesai melakukan siaran tadi dan secara tidak sengaja dia menabrak seseorang karena berbalik tanpa melihat sekitar setelah menutup pintu ruang penyiaran.

"Maaf" Vanilla yang masih menunduk sambil mengusap dahi nya meminta maaf.  Sadar diri— merasa dia yang menabrak orang.

"Lo anak broadcasting?" suara seseorang yang sangat dia kenali membuat Vanilla menghentikan gerakannya yang sedang mengusap dahi. Cewek itu langsung mengangkat kepalanya dan menatap Justin yang juga sedang menatapnya.

Vanilla mengerjap, sedangkan Justin hanya diam sambil memperhatikan Vanilla. Cowok jangkung itu berdiri didepan Vanilla dengan satu tangan berada di dalam saku.

"I...iya kak" jawab Vanilla setelah selesai dengan kegiatan nya mengagumi wajah Justin.

"Jadi yang tadi ngomong itu lo?" tanya Justin lagi.

Vanilla mengangguk.

"Siaran lo bagus" puji Justin.

Vanilla semakin kaku ditempatnya— tidak menyangka akan mendapat pujian dari cowok yang disukainya.

Tangan Vanilla reflek menyentuh dadanya.

ADRIELA [COMPLETE]Where stories live. Discover now