46. As Couple Again

3.2K 345 105
                                    

46. As Couple Again

•°¤°•

Adriel tidak dapat menyembunyikan rona kebahagiaan dari wajahnya setelah mengantar Riela untuk beristirahat di tenda. Cowok itu senang bukan main karena Riela akhirnya mau balikan dengannya.

Cowok itu berjalan menuju tendanya dengan kedua tangan berada didalam saku celana. Senyumnya perlahan luntur saat dirinya berpapasan dengan Stella yang terlihat berantakan. Memar disudut bibir dan pelipisnya begitu terlihat. Adriel hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar sambil membuang wajahnya. Dia merasa kasihan, namun Adriel tidak mau melakukan apa-apa. Yang terjadi pada diri Stella adalah akibat dari perbuatannya.

Stella menatap Adriel dengan tatapan sedih. Mata Adriel yang menatapnya dingin tanpa ingin bertanya apa dia baik-baik saja atau tidak membuat dadanya nyeri. Cowok itu bahkan tidak menaruh sedikit perhatian padanya. Bolehkah Stella menangis sekarang? belum selesai rasa penyesalan membuatnya sesak. Kini dia harus menghadapi kenyataan bahwa Adriel sudah benar-benar melupakannya.

Sakit.

"Kamu gak khawatir sama aku?" pertanyaan itu lolos begitu saja dari mulut Stella dan berhasil menghentikan langkah Adriel yang baru saja berjalan melewatinya.

"Segitunya kamu gak peduli sama aku?" suara Stella terdengar bergetar.

Adriel memejamkan matanya lalu menghembuskan nafas dengan kasar. Dia berbalik lalu menatap Stella dengan tatapan datar.

"Buat apa?" tanyanya singkat namun berhasil melukai Stella dengan sangat. Nafasnya tercekat akibat kalimat Adriel.

"Riel..." lirihnya tidak percaya. Stella dapat merasakan matanya yang mulai memanas.

"Kita udah selesai lama. Mulai sekarang urus urusan kita masing-masing. Gue udah gak mau terlibat sama lo atau apapun itu. Sorry banget tapi kita bahkan gabisa temenan. Gue sayang banget sama Riela dan perasaan dia harus gue jaga," ujar Adriel penuh penekanan. Sangat tegas.

Mata Stella semakin berkaca-kaca. Rasanya seperti dibuang.

"Kamu jahat," ujarnya dengan suara lirih.

Adriel mengangkat satu alisnya. "Lo lebih jahat Stella. Harusnya lo sadar sama apa yang udah lo lakuin. Lo yang ngebuang gue, kenapa sekarang malah gini?"

Stella menggeleng keras. Dia tidak mau mengingat keputusan bodohnya waktu itu.

"Kamu seharusnya gak boleh gini ke aku!" ujarnya frustasi. Stella bahkan mulai menangis.

"Lo yang harusnya gak kayak gini." Adriel berujar dengan suara rendah.

"Lo harusnya bersyukur gue gak ngapa-ngapain lo setelah apa yang lo lakukan tadi. Gue nahan amarah gue karena berusaha ngehargain lo tapi tingkah lo malah bikin gue muak!" Adriel tahu ucapannya terlalu jahat. Dia tahu Stella pasti tersakiti tapi Adriel tidak ingin peduli.

"Jangan ganggu kehidupan gue Stella. Gue mau lo pergi dari hidup gue," ujar Adriel lagi sebelum melangkah pergi meninggalkan Stella yang menangis sejadi-jadinya.

"Kak Stella," panggilan itu membuat Stella yang tengah tertunduk mengangkat wajahnya. Dia menemukan seorang cewek dengan rambut yang panjang berdiri didepannya dengan tatapan khawatir.

ADRIELA [COMPLETE]Where stories live. Discover now